Senin, 09 Januari 2017

Analisis Perbedaan Tes IQ Manual dan Tes IQ Online


Analisis Perbedaan Tes IQ Manual dan Tes IQ Online



Mata Kuliah : Sistem Infomasi Psikologi
Dosen Pengampu : Jessica Permatasari
Di Susun Oleh : Sanela Isnaeni Haka
NPM :18513235
Kelas : 4PA11
Fakultas : Psikologi

Tes Kecerdasan / Inteligensi (Intelligence)
Merupakan tes yang disusun dan dikembangkan untuk mengetahui kemampuan dasar individu secara umum. Tes kecerdasan tradisional, meskipun terkadang ada yang memiliki beberapa subtest, namun sebenarnya dirancang untuk mendapatkan angka global tunggal ukuran tingkat perkembangan kognitif umum individu. Keluaran angka ini kemudian sering disebut sebagai Intelligence Quotient (IQ) dan pertama kali diperkenalkan oleh William Stern pada tahun 1912.
Macam-macam Tes Intelligence:
Binet
Pada tahun 1904, Binet & Theodore Simon, membuat skala intelegensi pertama yang bernama skala Binet-Simon. Teridiri atas 30 soal yang disusun berdasarkan tingkat kesukaran yang semakin meningkat, penekanan pada daya penilaian, daya pemahaman dan kemampuan penalaran, menghindari pertanyaan-pertanyaan berkaitan dengan pelajaran sekolah dan hasil pendidikan, tidak mempunyai petunjuk pasti. Faktor yang di ukur dalam tes Binet, adalah: general comprehension, visual-motor ability, arithmetic reasoning, memory, concentration, coping, absurdities, vocabulary, verbal fluency, verbal relation, judgement, reasoning, dan pattern analysis. Tes binet untuk usia 2-23 tahun.

Coloured Progressive Matrices
Tes CPM dipergunakan untuk mengungkap taraf kecerdasan bagi anak-anak berusia 5 sampai 11 tahun. Aspek yang dapat diukur dalam tes CPM, diantaranya:
Berfikir logis
Kecakapan pengamatan ruang
Kemamppuan untuk mencari dan mengerti hubungan antara keseluruhan dan bagian-bagian, jadi termasuk kemampuan analisa
Kemambuan berfikir analogi.
Tes CPM ini terdiri dari 3 set yaitu set A, AB, dan B. Yang masing-masing memiliki 12 butir soal.

Culture Fair Intelligence Test (CFIT)
Merupakan test yang dikembangkan oleh salah satu tokoh inteligensi terkenal, yaitu Raymond Cattel. Test CFIT ini dibuat dengan latar belakang test – test inteligensi lainnya yang tidak bebas nilai dan masih terpengaruh oleh budaya budaya dan juga norma pada masing – masing Negara. Norma dan juga nilai – nilai pada suatu kebudayaan ini, dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran IQ atau Inteligensi individu. Terdapat tiga jenis CFIT, yaitu :
CFIT skala 1, yang ditujukan untuk mereka yang mengalami retardasi mental
CFIT Skala 2, yang ditujukan untuk usia 8 hingga 13 tahun
CFIT skala 3, yang ditujukan untuk dewasa
CFIT merupakan bentuk battery test, karena itu membutuhkan waktu, dan peserta atau klien dituntut untuk mampu menjawab soal pada masing – masing subtest dalam waktu tertentu. Masing – masing subtest pada CFIT memiliki karekteristik yang berbeda – beda, sehingga peserta atau klien nantinya harus konsentrasi dan juga fokus terhadap instruksi yang diberikan oleh tester pada saat pelaksanaan test.

Intelligence Structure Test (IST)
IST dikembangkan oleh Rudolf Amthauer pada tahun 1953 di Jerman secara konseptual IST adalah jenis soal psikotes yang memiliki tujuan untuk tes minat bakat maupun keberbakatan pada suatu bidang kerja, pendidikan, profesi tertetu dengan standar intelektual tes, yang berhubungan dengan digit angka, numerik, alfabet, verbal, kode, memori, dan lainnya. IST terdiri dari 9 bagian sub test.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi yang semakin berkembang pesat, test IQ dapat dilakukan secara online, berikut adalah test IQ online yang saya coba:
http://www.quickiqtest.net/indonesian/
Saat memasuki halaman http://www.quickiqtest.net/indonesian/ sudah tersaji instruksi seperti dibawah ini.

Lalu saya coba untuk memulai test, dan ini contoh soal yang saya lihat

Selesai mengerjakan, akan ada pemberitahuan untuk mengambil hasil silahkan masukan email dan asal negara. Tak lama, saya mendapatkan notif email bahwa hasil skor IQ (ngerjainnya ngasal ya hehe)



http://www.iq-test.cc/
Berikut ini adalah, halaman pertama saat saya membuka halaman http://www.iq-test.cc/

Lalu saya mecoba untuk mengklik start IQ test, dan berikut salah satu contoh soalnya

Setelah mengerjakan 30 soal, berikut hasil yang di jabarkan dari website ini (ngerjainnya ngasal ya hehe)





Analisis Test IQ manual dan Online
Dari dua test IQ online yang saya coba, hasil penjelasannya hanya berapa hasil IQ dan masuk katagori mana, tidak ada penjelasan secara singkat ataupun jelas mengenai hasil skor yang saya dapat. Psikotest online ini dapat dikerjakan berulangkali sehingga berpotensi untuk melakukan kecurangan bagi pemakai yang tidak bertanggung jawab. Untuk test IQ online ini tidak ada penjelasan mengenai intruksi apa yang harus dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya, bahkan tidak terhitung waktunya. Berbeda sekali dengan test IQ secara manual, tester (psikolog/ yang mengtest) akan memberitahu intruksi apa yang harus dilakukan dalam test tersebut secara jelas apabila testee (yang mengerjakan) tidak memahami maksud dari intruksi tersebut dapat diulang dan dijelaskan kembali oleh tester sehingga memudahkan testee untuk mengerti maksud dari test yang ia kerjakan, selain itu dalam beberapa test IQ seperti test CFIT memakai waktu yang harus diselesaikan oleh testee sesuai dengan standar test yang sudah berlaku. Namun test IQ berbasis online ini memiliki kelebihan salah satunya adalah alat test tersebut berwarna sehingga membuat testee lebih tertarik untuk mengerjalan test dibandingkan test manual yang hanya hitam dan putih (hanya untuk beberapa test yang pernah saya pelajari). Untuk masalah validitas dan reliabilitas lebih valid dan reliable untuk test IQ secara manual, karena diberikan dan diawasi oleh psikolog serta hasil dapat dipertanggung jawabkan, sedangkan test IQ secara online hasilnya tidak valid dan reliabel karena ada beberapa test IQ online yang tidak mengikuti standar pengetesan yang baik.



SUMBER REFERENSI
http://www.quickiqtest.net/indonesian/
http://www.iq-test.cc/
http://www.jatikomputer.com/2015/08/tes-kepribadian-mbti-online.html
http://www.psikologiku.com/macam-macam-tes-intelegensi-atau-kecerdasan-kelompok/
https://annisariska.wordpress.com/2013/10/07/psikotest-secara-online/
http://www.ilmupsikologi.com/2015/11/Pengertian.Tes.Minat.Tes.Bakat.Prestasi.dan.Intelegensi.html
 http://www.psikoma.com/test-inteligensi-cfit/
http://www.mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Definisi-Pengertian-Psikotes-IST&rdmt=96958&pid=Psychotest-IST

TUGAS KELOMPOK-SISTEM INFORMASI PSIKOLOGI

Nama : Bunga Reski Lestari 11513820
                          Sanela Isnaeni Haka 18513235
Kelas : 4PA11
Mata Kuliah : Sistem Infomasi Psikologi
Dosen : Jessica Permatasari

“Sistem Pakar Analisis Kepribadian dengan Metode Certainty Factor”


Identifikasi masalah
Memudahkan seseorang untuk melakukan tes kepribadian dengan metode Big Five Personality tanpa psikolog dan memudahkan psikolog dalam melakukan tes kepribadian tanpa melakukan perhitungan manual.


Analisis Masalah
Artifical Intelligence dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang, sistem pakar merupakan salah satu cabang dari artifical intelligence yang berusaha mengadopsi pengantahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli. Sistem pakar merupakan sistem berbasis komputer yang menggunakan pengatahuan fakta dan teknik penalaran dalam memecahkan masalah yang biasa dipecahkan oleh seorang pakar dalam bidang tertentu.
Sistem pakar analisis kepribadian berbasis web, yang menggunakan metode certainty factor dapat membantu seseorang untuk mendapatkan hasil tes kepribadian dengan lebih cepat tanpa harus melakukan tes psikologi dan sistem pakar dapat memerikan hasil yang terkomputerusasi (tanpa perhitungan manual) yang sesuai dengan metode Big Five Personality.

Analisis Kebutuhan: Data, Fungsional, dan Non-
Fungsional

Analisis kebutuhan data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara metode studi literatur (mengumpulkan data dari buku-buku referensi yang membahas mengenai kepribadian dan sistem pakar, modul-modul yang relevan dengan objek permasalahan) dan metode interview yaitu mengumpulkan data dengan bertanya dan konsultasi kepada psikolog.

Analisis kebutuhan fungsional
Dalam pembuatan aplikasi sistem pakar analisis kepribadian diri dengan metode certainty factor terdiri dari beberapa tahapan yaitu: pengumpulan teori-teori, pengumpulan data berupa hasil observasi dan uji, pembuatan aplikasi, pengujian sistem, penyusunan laporan hasil penelitian, dan konsultasi kepada psikolog.

Analisis kebutuhan non-fungsional
Perancangan sistem pakar melalui beberapa tahapan yang dilaksanakan dalam penggambaran proses alur dalam perancangan dan pembuatan sistem pakar. Tahap-tahap alur kerja yang dilakukan adalah pengumpulan data yang terkait, pemodelan sistem dengan DFD (Data Flow Diagram) menggunakan Microsoft Visio 2010 selama fase analisis dan desain, perancangan dan pembuatan database menggunakan SQLite v1.8.3, pemrograman dengan menggunakan PHP, implementasi program dan  melakukan pengujian sistem pakar dalam perangkat lunak.

Selasa, 23 Agustus 2016

Penulisan Ilmiah? Sidang PI? Setelah sidang PI? Ini jawabannya...

Mahasiswa Gunadarma? siapa sih yang ga tau Penulisan Ilmiah atau biasa yang disingkat dengan PI.. Pasti tau dong yaa, apa lagi mahasiswa semester 6 yang lagi ngejalanin PI. Disini gue mau cerita tentang pengalaman gue dari awal banget PI sampe selesai...

Penulisan Ilmiah, merupakan salah satu mata kuliah pengganti kerja praktek yang wajib diambil, karna nantinya untuk sidang skripsi harus sudah lulus sidang PI. Awal semester 6 udah mulai, pas minggu ke 2/3 di jadwal mata kuliah yang bisa kalian liat di BAAK udah keliatan siapa dosen pembimbing yang akan masuk dikelas kalian. Satu kelas ada 3 dosen pembimbing, dan siapa dosen pembimbing kita itu ditentukan oleh kampus, jadi siapsiap dekdekan yaa dengan siapa dosen pembimbing kalian.

Pertemuan tatap muka dikelas itu wajibnya 8kali atau 8minggu sesuai jadwal mata kuliah PI kalian, kalau belum kelar juga ya bikin janjian dengan dosen diluar mata kuliah ya tapi.

Pertemuan pertama, yang pasti kalian akan tau siapa dosen pembimbing kalian *berdoa semoga dapet yang baik* Haha, setelah itu kalian akan tau siapa aja mahasiswa bimbingan dosen itu biasanya 14-15 orang dalam satu dosen pembimbing. Pada saat pertemuan pertama USAHAKAN kalian itu udah siapin banyak judul, kebetulan gue mahasiswa Psikologi gue udah siapin sekitar 15 judul. 10 judul kuantitatif dan sisanya judul kualitatif, dari banyak judul yang gue siapin dan udah gue ajuin nih sama dosen pembimbing gue, gue diminta untuk cari 3 judul yang paling gue suka.. Setelah itu, dikonsultasikan sama dosen pembimbing gue, baik buruk mudah sulit nya dalam judul tersebut. Sampai akhirnya sisa satu judul, dan satu judul itu nanti dibawa lagi ke mentor dari dosen pembimbing kita. Selesai itu, dosen pembimbing gue bilang nanti dikabarin judulnya di acc atau engga.. *ini nunggu jawaban dosen pembimbing lebih dekdekan daripada nunggu jawaban gebetan*

Setelah dapet acc, selamat mengerjakan bab 1 - bab 3 pesen gue ngerjain bab 1-bab 3 jangan ditunda-tunda, kalau emang jadwal konsul ya konsul, jangan lelah sama revisian gue aja 9 kali revisi hahaha. 

Setelah kalian menggerjakan bab 1- bab 3, dan dosen pembimbing kalian sudah meberikan aba aba untuk bawa surat acc itu artinya PI kalian sudah di acc sama dosen pembimbing, untuk surat accnya kalian bisa minta ke bagian Penulisan Ilmiah Psikologi di loket BAAk, gue lupa loket brpnya. Surat acc nya itu ada 2 lembar *sorry lupa foto* yang jelas nanti lu suruh persiapkan foto 2 lembar ukuran 4x6 hitam putih, pakai kemeja putih dan yang perempuan yang berhijab, jilbab nya warna hitam ya, fotocopy KRS aktif, fotocopy blanko, print out DNS, seiinget gue itu aja sih ya, cuman kalau ada yang kurang bisa ditanyakan sama orang bagian BAAK. Setelah itu berkas kalian silahkan taro di map dan di map tersebut tuliskan nama, npm, serta nomer tlf kalian.

setelah itu kalian tinggal nunggu sms dari bagian sidang PI psikologi, yang harus dibawa dalam sidang itu print out PI kalian rangkap 3 ya untuk 3 dosen penguji dan presentasi PI kalian, waktu gue sidang masih pake OHP hiks. Selesai sidang kalian akan nerima yang namanya surat revisi, kalau surat revisi itu dibawahnya ada nama dosen pembimbing kalian artinya kalian ga lulus dan kalau dibawah surat revisi itu ada salah satu dosen penguji kalian, selamat kalian lulus dan nama dosen yang tercantum di surat revisi itu adalah dosen revisi kalian, kalau dosen revisi kalian domisili kalimalang ya kalian harus ke kalimalang tergantung domisili dosen revisi kalian itu yaa. 

pas kalian revisi jangan lupa bawa kertas revisi yang kalian dapat pas sidang, untuk di ttd oleh dosen revisi kalian. Setelah itu selamat hardcover yeeeeeey! sebelum hardcover pastikan dilembar pengesahan nama dosen pembimbing, ketua jurusan, dan kasub PI Psikologi tidak salah ya. 

Setelah hardcover, kalian bisa minta tanda tangan dosen pembimbing kalian di hardcover kalian itu.. setelah itu kalian upload presentasi slide ppt sidang kalian di SS kalian masing masing
Buka ss kalian, dan pilih menu perpustakaan, setelah itu ada tampilan seperti ini. Lalu klik upload penulisan ilmiah.

setelah klik upload penulisan ilmiah akan muncul seperti ini, dan silahkan klik upload penulisan anda
kurang lebih akan muncul seperti ini, diatas kolom ini ada identitas kalian yang harus kalian isi, kemudian untuk dimensi silahkan tulis jumlah dari slide presentasi kalian. Dalam bentuk PDF ya jangan lupa. Setelah semuanya diisi kalian akan mendapatkan barcode 


 kemudian silahkan klik bukti upload presentasi kalian, dan barcodenya seperti ini
setelah mendapatkan barcode, kalian ke loket perpustakaan kampus D, loket ini letaknya di gedung 3, depan gedung UM tau dong gedung UM dimana hehe.
Sampai diloket perpustkaan silahkan taro PI kalian yang sudah DITANDA TANGANI OLEH DOSEN PEMBIMBING dan barcode yang sudah kalian cetak. *Barcodenya gaperlu di gunting-gunting ya*

setelah itu barcode kalian akan di cap oleh petugas perpustakaan, lalu kalian diminta untuk melengkapi semua tanda tangan yang ada di hardcover PI kalian. Untuk minta tanda tangan ketua jurusan psikologi silahkan datang ke D421, jangan lupa lampirkan surat revisi yang sudah dittd oleh dosen revisi, bukti upload yang sudah di cap oleh petugas perpustakaan, dan printout Daftar Nilai Siswa atau DNS dari ss kalian, tentunya nlai utama, lokal, dan keseluruhan. 

setelah itu, biasanya kalian akan diuruh balik 1 minggu lagi lama ya.. Pas gue kebetulan Bu Ira nya ada, jadi langsung di tanda tangan *bikin iri yang nunggu*
Tanda tangan dosen pembimbing udah, tanda tangan ketua jurusan psikologi udah, terus yang terakhir tanda tangan kasub PI Psikologi pas nunggu ttd ini hampir 2 minggu PI gue menginap dimeja itu. Kalau udah lengkap semuanya tanda tangannya silahkan upload keseluruhan PI kalian di SS lagi 

Upload keseluruhan PI kalian yang udah dalam bentuk format PDF, dari cover, lembar pernyataan, lembar pengesahan, daftar isi, bab 1, bab 2, bab 3, dan daftar pustaka. Untuk lembar pengesahan scan dulu PI kalian yang sudah ada ttd dari dosen pembimbing, ketua jurusan, dan kasub PI psikologi. Kalau sudah di upload tampilannya akan seperti ini 

Sudah diupload semua isi PI kalian, silahkan balik lagi ke loket perpus D dan jangan lupa bawa hardcover PI kalian ya, nanti di halaman hardcover PI kalian akan di cap oleh petugas perpus setelah itu kalian nanti akan dapet blanko bank DKI untuk sumbangan buku, sebesar 25.000, kalau sudah dapat blankonya silahkan kalian bayarkan ke bank DKI. 
Kalau sudah bayar di bank DKI, balik lagi ke loket perpus D *ribet ya*, nanti di loket perpus D, kita ngasih blanko yang sudah dibayarkan dan bukti upload slide presentasi sidang yang berbentuk barcode itu (biasanya surat revisi, tapi waktu saya surat revisinya sudah diambil pas minta ttd kasub PI psikologi) tapi gapapa kok. Setelah itu akan di jadikan satu blanko  yang sudah dibayarkan dan bukti upload, setelah itu saya langsung ke gedung 2 lantai 1 untuk ambil sertifikat PI. Sertifikat PI ini akan jadi selama 3 minggu lamanya setelah SIDANG, inget ya jadi kalian harus perhatikan juga kapan kalian sidang, sudah 3 minggu atau belum. 

Kalau sudah di gedung 2 lantai 1, silahkan taro berkas yang tadi udah dijadikan satu oleh petugas perpus dan tinggal tunggu nama kalian dipanggil, dan kalau sudah dipanggil tadaaaaaaaaaaaaa sertifikat PI sudah jadi
Seperti itulah bentuk sertifikatnya, dibagian belakang ada kotak untuk ditempel dengan foto kalian harus hitam putih, 4x6 ukurannya dan di ttd sama kalian ya sertifikatnya jangan lupa setelah itu selesaiiiiiiii dan maaf saya blur untuk judul PI saya ya dan nama nama orang, serta NPM saya. Gimana? Ternyata setelah sidang belum bisa santai ya, semoga makin semangat ya menjalankan Penulisan Ilmiahnya, semoga apa yang saya tulis disini bermanfaat untuk kalian. Mohon maaf apabila masih kurang jelas dan ada kata2 yang tidak berkenan. SEMANGAT PI!!!!!!!!!!!!





sanelaisnaen@gmail.com 

Rabu, 15 Juni 2016

Humanistik

  1. Pengantar Aliran Humanistik
1.      Definisi Humanistik
Humanistik adalah aliran dalam psikologi yang muncul tahun 1950an sebagai reaksi terhadap behaviorisme dan psikoanalisis. Aliran ini secara eksplisit memberikan perhatian pada dimensi manusia dari psikologi dan konteks manusia dalam pengembangan teori psikologis.
Permasalahan ini dirangkum dalam lima postulat psikologi Humanistik dari James Bugental (1964), sebagai berikut:
a.       Manusia tidak bisa direduksi menjadi komponen-komponen
b.      Manusia memiliki konteks yang unik di dalam dirinya
c.       Kesadaran manusia menyertakan kesadaran akan diri dalam konteks orang lain
d.      Manusia mempunyai pilihan-pilihan dan tanggung jawab
e.       Manusia bersifat intensional, mereka mencari makna, nilai, dan memiliki kreativitas
Pendekatan humanistik ini mempunyai akar pada pemikiran eksistensialisme dengan tokoh-tokohnya seperti Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, dan Sartre.
Humanistik mengatakan bahwa manusia adalah suatu ketunggalan yang mengalami, menghayati, dan pada dasarnya aktif, punya tujuan serta punya harga diri. Karena itu, walaupun dalam penelitian boleh saja dilakukan analisis rinci mengenai bagaian-bagian jiwa manusia, namun dalam penyimplannya, manusia harus dikembalikan dalam kesatuan yang utuh. Pandangan seperti ini adalah pandangan yang holistik. Selain itu manusia juga harus dipandang dengan penghargaan yang tinggi terhadap harga dirinya, pengembangan pribadinya, perbedaan-perbedaan individunya dan dari sudut kemanusiaannya itu sendiri. Karena itu psikologi harus memasuki topik-topik yang tidak dimasuki oleh aliran psikoanalisa dan behavior seperti cinta, kreativitas, pertumbuhan, aktualisasi diri, kebutuhan, rasa humor, makna, kebencin, agresivitas, kemandirian, tanggung jawab dan sebagainya. Pandangan ini disebut pandangan humanistik.
Humanistik menjelaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai kemanusiaan untuk menyatakan diri (self-realization). Humanisme menentang pesimisme dan keputusan pandangan pskoanalisa dan konsep kehidupan “robot” pandangan behaviorisme. Humanistik yakin bahwa manusia memiliki di dalam dirinya potensi untuk berkembang sehat serta kreatif, dan jika orang mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari potensinya, mengatasi pengaruh kuat dari pendidikan orang tua, sekolah dan tekanan sosial lainnya.
2.      Konsep-Konsep Utama
Psikologi eksistensial humanistik berfokus pad kondisi manusia. Pendekatan ini terutama adalah suatu sikao yang menekankan pada pemahaman atas manusia alih-alih suatu sistem teknik-tekni yang digunakan untuk mempengaruhi klien. Oleh karena itu, pendekatan eksistensial humanistik bukan suatu aliran tepai, bukan pula suatu teori tunggal yang sistematik. Pendekatan terapi eksisensial juga bukan suatu pendekatan terapi tunggal, melainkan suatu pendekatan yang mencakup terapi-terapi yang berlainan yang kesemuanya berlandaskan konsep konsep dan asumsi-asumsi tentang manusia.
a.       Kesadaran diri
Manusia memiliki kesanggupan untuk menyadari dirinya sendiri, suatu kesanggupan yang unik dan nyata yang memungkinkan manusia mampu berpikir dan memutuskan. Semakin kuat kesadaran diri itu pada seseorang, maka akan semakin besar pula kebebasan yang ada pada orang itu. Kesanggupan untuk memilih alternative – alternatif yakni memutuskan secara bebas di dalam kerangka pembatasnya adalah suatu aspek yang esensial pada manusia.
b.      Kebebasan, tanggung jawab, dan kecemasan
Kesadaran atas kebebasan dan tanggung jawab dapat menimbulkan kecemasan yang menjadi atribut dasar pada manusia. Kecemasan eksistensial juga bisa diakibatkan oleh kesadaran atas keterbatasannya dan atas kemungkinan yang tak terhindarkan untuk mati. Kesadaran atas kematian memiliki arti penting bagi kehidupan individu sekarang, sebab kesadaran tersebut menghadapkan individu pada kenyataan bahwa dia memiliki waktu yang terbatas untuk mengaktualkan potensi – potensinya.
c.       Penciptaan Makna
Manusia itu unik, dalam artian bahwa dia berusaha untuk menemukan tujuan hidup dan menciptakan nilai-nilai yang akan memberikan makna bagi kehidupan. Pada hakikatnya manusia memiliki kebutuhan untuk berhubungan dengan sesamanya dalam suatu cara yang bermakna, sebab manusia adalah makhluk rasional. Kegagalan dalam menciptakan hubungan yang bermakna dapat menimbulkan kondisi-kondisi keterasingan dan kesepian. Manusia juga berusaha untuk mengaktualkan diri yakni mengungkapkan potensi – potensi manusiawinya sampai taraf tertentu.
3.      Fungsi dan Peran Terapis
Tugas utama terapis adalah berusaha memahami klien sebagai ada dalam-dunia. Teknik yang digunakan mengikuti alih-alih mendahului pemahaman. Karena menekankan pada pengalaman klien sekarang, para terapis eksistensial menunjukkan keluwesan dalam menggunakan metode-metode, dan prosedur yang dgunakan oleh mereka bisa bervariasi tidak hanya dari klien yang satu kepada klien yang lainnya, tetapi juga dari satu fase ke fase terapi yang dijalani oleh klien yang sama.
Buhler dan Allen (1972) sepakat bahwa psikoterapi difokuskan pada pendekatan terhadap hubungan manusia alih-alih sistem teknik. Menurut Buhler dan Allen, para ahli psikolog humanistik memiliki orientasi bersama yang mencakup hal-hal berikut:
a.       Mengakui pentingnya pendekatan dari pribadi ke pribadi
b.      Menyadari peran dan tanggung jawab terapis
c.       Mengakui sifat timbal balik dari hubungan teurapetik
d.      Berorientasi pada pertumbuhan
e.       Menekankan keharusan terapis terlibat dengan klien sebaga suatu pribadi yang menyeluruh
f.       Mengakui bahwa putusan-putusan dan pilihan-pilihan akhir terletak di tangan klien
g.      Bekerja ke arah mengurangi kebergantungan klien serta meningkatkan kebebasan klien

h.      Mengakui kebebasan klien untuk mengungkap pandangan dan untuk mengembangkan tujuan-tujuan dan nilainya sendiri. 


Nama        : Sanela Isnaeni Haka
NPM        : 18513235

Contoh Kasus :
Udin adalah anak pertama dari pasangan suami istri yang sudah lama menikah, ia memiliki seorang adik perempuan yang terpaut 7 tahun dengan dirinya. Kondisi ekonomi keluarga Udin tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah, ayah Udin tidak bekerja dalam suatu perusahan melainkan menjaga warung kelontong miliknya, sedangkan ibu Udin adalah seorang karyawati di salah satu salon di daerah Jakarta.
Udin sekarang sudah lulus SMK, setelah lulus SMK ia menjadi seorang penganguran selama satu tahun lebih. Pada tahun ajaran baru ia mencoba untuk mendaftarkan dirinya agar mendapatkan beasiswa disalah satu universitas dibilangan Jakarta Timur, beasiswa ini didapat dengan syarat Udin harus mengikuti seluruh kegiatan salah satu UKM di kampus tersebut, guna membela nama kampus apabila sedang ada perlombaan atau pertandingan antar universitas.
Tetapi sering kali Udin merasa lebih baik ia bekerja dibandingkan kuliah, Udin ingin sekali membantu perekonomian keluarga, Udin juga ingin membiayai sekolah adik perempuannya. Pilihan antara ingin kuliah atau bekerja sangat membuat Udin bingung dan membuat dirinya seringkali memikirkan keputsan apa yang harus Udin ambil.
Hingga akhirnya Udin menceritakan semua permasalahan yang terjadi pada diri Udin kepada Paman nya yang kebetulan seorang psikolog

Penanganan :
Dari kasus diatas, cara penyelesaiannya dengan teknik client centered therapy, dimana klien mencari jalan keluar tersendiri untuk masalah dirinya. Karna pada dasarnya klien sudah tau mana yang terbaik untuk dirinya sendiri.
Disini karena konselor sudah ada hubungan baik dengan klien, maka konselor lebih perlu meyakinkan klien agar lebih percaya kepada konselor. Selama klien menceritakan masalahnya konselor berperan aktif dalam mendengarkan semua masalah yang diungkapkan oleh klien. Disini konselor tidak diperkenankan untuk menentukan pilihan untuk kliennya, konselor hanya memberi support atau dukungan terhadap apa yang sudah dipilih oleh klien. Konselor hanya dapat memberikan pemahaman terhadap pilihan yang akan dipilih oleh klien dengan mengaitkan dengan masalah yang dialami oleh klien. Setelah itu klien lah yang menentukan sendiri mana yang terbaik untuk dirinya apakah ingin kuliah atau bekerja atau kuliah sambil bekerja. Karna untuk usia remaja sampai dewasa, mereka sudah paham dan sudah bisa bertanggung jawab dengan apa yang menjadi pilihannya.


Daftar Pustaka
Corey, G. (2007). Teori dan peraktek konseling & psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama


Nama: Sanela Isnaeni Haka
NPM : 18513235
Kelas : 3pa11
Tugas : Psikometri


Sabtu, 26 Maret 2016

"Apakah suhu tinggi menyebabkan perilaku agresif?"

“Apakah suhu tinggi menyebabkan perilaku agresif?”
Dengan adanya perumusan permasalah diatas saya dapat memberikan hipotesa secara umum bahwa suhu tinggi dapat menyebabkan perilaku agresif, sedangkan hipotesa eksplisitnya subjek yang sedang mengalami suhu tinggi dapat menyebabkan perilaku agresif daripada subjek yang mengalami suhu normal. Permasalan diatas terdapat beberapa variabel yaitu variabel bebas (suhu tinggi) dan variabel terikat (perilaku agresif). Untuk variabel bebas terdapat bagian variasi yaitu ada-tidak ada, yaitu subjek memiliki suhu tinggi dan suhu normal sedangkan manipulasi kejadiannya dengan cara memberikan beberapa kejadian yang dapat memancing agresifitas suatu kelompok yang terdapat pada suhu tinggi dan tetap memberikan beberapa kejadian yang dapat memancing agresifitas suatu kelompok suhu normal. Perilaku agresif adalah variabel terikatnya yang memiliki jenis pengukuran dengan adanya perilaku yang nampak dengan cara pengukuran dengan menggunakan kuesioner dan observasi. Selain variabel bebas dan variabel terikat, dalam hal ini terdapat pula variabel sekunder yaitu:
-       Jenis kelamin (dikontrol dengan teknik blocking, yaitu jumlah laki-laki dan perempuan sama pada setiap kelompok)
-       Waktu pemberian manipulasi kejadian yang memancing agresifitas (dikontrol dengan teknik konstansi yaitu lama waktu sama bagi semua subjek)
-       Pemberian beberapa kejadian yang dimanipulasi diperankan oleh orang yang sama
-       Ruangan yang digunakan harus sama (dari segi luas ruangan, tata letak, dan pencahayaan)
Berdasarkan masalah yang ada diatas desain penelitian untuk permasalahan ini, desain dua kelompok dengan subjek siswa SMP yang duduk dikelas VII yang berjenis kelamin laki laki dengan jumlah 16orang dan perempuan 16orang. Peralatan yang dibutuhkan sebuah ruangan dengan luas yang sama, pendingin ruangan atau AC yang berfungsi baik, kuesioner dengan skala perilaku agresif,  peran 2orang siswa untuk memancing stimulus didalam kelas dan beberapa stimulus/ kejadaian yang dimanipulasi untuk memancing agresif pada subjek, dan cctv yang ditempatkan diberbagai sisi.
Prosedur untuk membuktikan hipotesa atau permasalahan diatas dengan cara: pertama, memperoleh subjek dengan pengundian dari seluruh siswa kelas VII suatu SMP di daerah Jakarta Selatan dengan jumlah subjek antara laki-laki dan perempuan sama selanjutnya dibagi rata menjadi dua kelompok yaitu kelompok A dan B, dimana kelompok A terdiri dari 8 laki laki dan 8 perempuan dan kelompok B terdiri dari 8 laki-laki dan 8 perempuan. Kedua, kelompok A memasuki ruangan untuk mengikuti mata pelajaran bahasa indonesia dengan kondisi AC/ pendingin ruangan yang tidak berfungsi sama sekali (dimanipulasi) setelah beberapa menit terdapat beberapa stimulus yang diperankan salah satu siswa (bukan termasuk subjek dalam kelompok) untuk memancing perilaku agresif pada kelompok A dengan kondisi AC yang tidak berfungsi atau suhu tinggi, setelah selesai dengan mata pelajarannya siswa dilakukan setelah berakhirnya mata pelajaran, subjek kelompok A diberikan kuesioner dengan beberapa pernyataan terkait dengan stimulus yang telah diberikan pada saat diruangan.
Pada hari berikutnya dengan jam yang sama kelompok B memasuk ruangan untuk mengikuti mata pelajaran bahasa indonesia dengan kondisi AC/ pendingin ruangan yang berfungsi dengan baik setelah beberapa menit kemudian (waktunya sama dengan kelompok A) terdapat beberapa stimulus yang diperankan oleh salah satu siswa (bukan termasuk subjek dalam kelompok dan memberikan stimulus yang sama pada kelompok A) untuk memancing perilaku agresif pada kelompok B dengan kondisi AC yang berfungsi baik atau suhu normal setelah itu subjek kelompok B diberikan kuesioner dengan beberapa pernyataan terkait dengan stimulus yang telah diberikan pada saat diruangan. Ketiga, skor dari setiap subjek diperbandingkan dengan analisis statstik dan analisa hasil rekaman cctv untuk dimasukan kedalam hasil tabel observasi dan membuat kesimpulan selama observasi berlangsung.


NAMA: SANELA ISNAENI HAKA
NPM : 18513235
KELAS : 3PA11
PSIKOLOGI EKSPERIMEN

Jumat, 22 Januari 2016

Tugas 8 Psikologi Manajemen - Makalah Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah

Psikologi Manajemen
Dosen Pengampu:
Rizki Intansari Nugraheni
Disusun Oleh :

Sanela Isnaeni Haka   18513235

SEMESTER V
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Manajemen” yang diberikan oleh dosen pengampu.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk keluarga saya dan rekan-rekan sekalian yang telah memberikan dorongan moril kepada  saya, sehingga makalah Komunikasi Organisasi ini dapat saya selesaikan.
Meskipun demikian saya menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnak makalah ini.
Demikian sepatah dari saya, semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis pada  khususnya dan bagi pembaca pada umumnya





Jakarta, Januari 2016


Penulis



DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.    LATAR BELAKANG.................................................................... 1
B.     PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH......................... 1
C.     TUJUAN PENULISAN................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A.    DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI.................................. 3
B.     PROSES KOMUNIKASI.............................................................. 4
C.     BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI................................... 4
D.    KLASIFIKASI KOMUNIKASI ORGANISASI YANG DI TINJAU DARI BERBAGAI SEGI     6
E.     DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI ORGANISASI............... 6
F.      FUNGSI KOMUNIKASI ORGANISASI.................................... 7
G.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ORGANISASI   8
H.    HAMBATAN-HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI        9
BAB III PENUTUP....................................................................................... 12
A.    KESIMPULAN............................................................................. 12
SUMBER REFERENSI




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan seseorang tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi. Lebih lagi komunikasi dalam organisasi yang mana di dalamnya ada atasan dan bawahan. Komunikasi yang dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam ruang lingkup organisasi akan memberikan berbagai efektifitas komunikasi itu sendiri . 
Komunikasi dalam organisasi sangat dibutuhkan agar dalam organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh setiap anggota dalam organisasi. Setiap komunikasi dalam organisasi biasanya dimanfaatkan untuk saling berbagi dan mencari tahu apa yang dibutuhkan dalam organisasi serta apa kekurangan dalam organisasi tersebut. Dari sinilah kita akan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dalam organisasi.
B.     Rumusan Masalah
                                   1.         Apa definisi komunikasi organisasi?
                                   2.         Bagaimana proses komunikasi?
                                   3.         Apa bentuk komunikasi organisasi?
                                   4.         Klasifikasi apa saja dalam komunikasi organisasi yang ditinjau dalam berbagai segi?
                                   5.         Apa saja dimensi-dimensi komunikasi organisasi?
                                   6.         Apa fungsi komunikasi organisasi?
                                   7.         Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi?
                                   8.         Apa saja hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai tugas softskill, Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok, Jurusan Psikologi. Adapun tujuan dari penulisan itu:
                                                         1.         Untuk mengatahui definisi dari komunikasi organisasi
                                                         2.         Untuk mengatahui bagaimana proses dari komunikasi organisasi
                                                         3.         Untuk mengatahui bentuk dari komunikasi organisasi
                                                         4.         Untuk mengatahui klasifikasi dalam komunikasi organisasi yang dibagi dalam berbagai segi
                                                         5.         Untuk mengatahui dimensi-dimensi komunikasi organisasi
                                                         6.         Untuk mengatahui fungsi komunikasi organisasi
                                                         7.         Untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengarahui komunikasi organisasi
                                                         8.         Untuk mengatahui hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Komunikasi Organisasi
Secara umum, definisi komunikasi organisasi adalah hubungan timbal balik antara individu dalam konteks organisasi, di mana terdapat jaringan pesan antara satu dengan yang lain, serta adanya salng kebergantungan antara anggota organisasi tersebut.
Komunikasi organisasi tersebut biasanya mencakup pembahasan mengenai struktur dan fungsi organisai, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta perilaku dan budaya dalam sebuah organisasi. Secara spesifik, komunikasi organisasi meliputi arus pesan dalam suatu jaringan organisasi baik vertikal maupun horizontal, dengan sifat komunikasi saling ketergantungan.
Beikut beberapa definisi komunikasi organisasi menurut pakar komunikasi organisasi:
·         Frank Jefkinse mengatakan bahwa komunikasi organisasi terdiri atas semua bentuk-bentuk komunikasi yang direncanakan, ke arah luar dan ke arah dalam, antara sebuah organisasi dan publiknya karena tujuan dari pencapaian sasaran tertentu mengenai pemahaman
·         Pace dan Feules mengatakan bahwa komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai penunjukan dan penafsiran suatu pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu
·         Wiryanto mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang di setujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbgai perkerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi
·         Katz dan Khan mengatakan jika komunikasi organisasi itu merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi
B.     Proses Komunikasi
Sistem komunikasi organisasi mencerminkan berbagai macam individu dengan latar belakang, pendidikan, kepercayaan, kebudayaan, keadaan kejiwaan, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Model komunikasi antar pribadi menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi yaitu pengirim, berita dan penerima. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Model proses komunikasi yang lebih terperinci, dengan unsur-unsur penting yang terlihat dalam komunikasi antara dan di antara para anggota organisasi, yaitu :
1.      Sumber (source)
2.      Pengubahan berita ke dalam sandi/ kode (encoding)
3.      Pengiriman berita (transmitting the message)
4.      Penerimaan berita
5.      Pengartian atau penerjemahan kembali berita (decoding)
6.      Umpan balik (feedback)
C.    Bentuk Komunikasi Organisasi
1.      Komunikasi vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara imbale balik. Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
a.       Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
b.      Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c.       Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya. Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:
a.       Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan.
b.      Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.
2.      Komunikasi horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
3.      Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.
D.    Klasifikasi Komunikasi Organisasi yang Di Tinjau Dari Beberapa Segi:
1.      Segi Sifat:
a.       Komunikasi lisan, komunikasi yang berlangsung secara lisan/ berbicara. Contoh: pada saat presentasi dan berbicara pada rekan organisasi
b.      Komunikasi tertulis, komunikasi yang dilakukan melalui tulisan. Contoh: Email
c.       Komuniaksi Verbal, komunikasi yang dibicarakan atau diungkapkan
d.      Komunikasi non-verbal, komunikasi yang tidak bicaran secara langsung (tersirat)
2.      Segi Lawannya:
a.       Komunikasi Satu Lawan Satu, berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya. Contoh: berbicara melalui telepon
b.      Komunikasi Satu Lawan Banyak, (kelompok) berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok.
c.       Kelompok Lawan Kelompok, berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
3.      Segi Keresmiannya:
a.       Komunikasi Formal, komunikasi yang berlangsung resmi
            contoh: rapat
b.      Komunikasi Informal, komunikasi yang tidak resmi
            contoh : berbicara dengan teman
E.     Dimensi-Dimensi Komunikasi Organisasi
1.      Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media massa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu: Komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
2.      Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a.       Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.


F.     Fungsi Komunikasi Komunikasi Organisasi
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut:
1.      Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2.      Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
3.      Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
G.    Faktor Yang Mempengarhui Komunikasi Organisasi
1.      Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
2.      Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3.      Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.
4.      Sistem social
Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5.      Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
H.    Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah vital, tetapi komunikasi sering tidak efektif dengan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya. Berikut ini akan dibahas hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif tersebut, dengan dikelompokkan sebagai:
1.      Hambatan-hambatan Organisasional
Ada tiga hambatan organisasional, yaitu:
a.       Tingkatan hirarki.
Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Berita yang mengalir ke atas atau ke bawah tingkatan-tingkatan organisasi akan melalui beberapa “filter”, dengan persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri. Setiap  tingkatan dalam rantai komunikasi dapat menambah, mengurangi, merubah, atau sama sekali berbeda dengan berita aslinya.
b.      Wewenang Manajerial
Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam kdudukan yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan bawahan.
c.       Spesialisasi
Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan masalah-masalah komunikasi, di mana hal ini cenderung memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Akibatnya dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.
2.      Hambatan-hambatan Antar Pribadi
Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita-berita yang mereka kirim akan berubah atau menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan komunikasi organisasional tidak ada. Manajer perlu memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti:
a.       Persepsi selektif
Persepsi adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seseorang menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala sesuatu di lingkungannya. Segera setelah seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi berbagai tipe informasi yang berarti. Seorang karyawan menjadi “defensif” secara otomatis bila dipanggil atasannya.
b.      Status komunikator.
Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan untuk menilai, mempertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar karakteristik-karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitasnya. Kredibilitas didasarkan “keahlian” seseorang dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan mengkomunikasikan kebenaran.
c.       Keadaan membela diri
Perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita atau keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi rantai defensif. Keadaan ini membuat pendengar lebih berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan dan bukan pada apa yang didengar.
d.      Pendengaran lemah
Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah meliputi:
1)      mendengar hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian pada apa yang sedang dikatakan;
2)      memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda (seperti melihat jam, memandang langit, menunjukkan kegelisahan);
3)      menunjukkan tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan terhadap bahan pembicaraan dan
4)      mendengar dengan tidak aktif.
5)      Ketidaktepatan penggunaan bahasa
Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang digunakan. Di samping itu, bahasa-bahasa “non-verbal” yang tidak konsisten, seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Komunikasi organisasi adalah hubungan timbal balik antara individu dalam konteks organisasi, di mana terdapat jaringan pesan antara satu dengan yang lain, serta adanya salng kebergantungan antara anggota organisasi tersebut. Dalam komunikasi organisasi dapat dibedakan menjadi komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal. Dalam komunikasi organisasi terdapat fungsi komunikasi diantaranya fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhui komunikasi organisasi diantaranya faktor pengatahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi, selain itu terdapat hambatan-hambatan yang terjadi dalam komunikasi organisasi dikarenakan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya



SUMBER REFERNSI