Hubungan
Antara Ekologi dan Ilmu Psikologi
Makalah ini disusun untuk memnuhi tugas individu
pada mata kuliah
“Matematika & Ilmu Alamiah Dasar”
Dosen
Pengampu:
Disusun Oleh:
Sanela Isnaeni Haka 18513235
1PA08
SEMESTER
II
PSIKOLOGI
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
DEPOK
2014
KATA
PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala
rahmat-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa
suatu halangan apapun.
Makalah
ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Matematika & Ilmu Alamiah
Dasar” yang diberikan oleh dosen pengampu.
Ucapan
terima kasih saya sampaikan untuk keluarga saya dan rekan-rekan sekalian yang
telah memberikan dorongan moril kepada
saya, sehingga makalah Hubungan
Antara Ekologi dan Ilmu Psikologi ini dapat saya selesaikan.
Meskipun
demikian saya menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu saya mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
menyempurnakan makalah ini.
Demikian
sepatah dari saya, semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya
Jakarta, 8 Juni 2014
Sanela Isnaeni Haka
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.
LATAR BELAKANG.................................................................... 1
B.
PERUMUSAN
MASALAH........................................................... 1
C. TUJUAN
PENULISAN................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 1
A.
Pengertian Ekologi........................................................................... 1
B.
Pengertian
Psikologi........................................................................ 2
C. Hubungan antara Psikologi dengan Ilmu Psikologi......................... 3
BAB III PENUTUP......................................................................................... 6
A. SIMPULAN.................................................................................... 6
SUMBER REFERNSI
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Ekologi berkembang dengan cara berangsur-angsur oleh
karena itu pandangan hitoris tentang ekologi tidak begitu jelas. Catatan
hipocratus, ariestoteles, dan filosof lainnya, merupakan naskah kuno yang
berisi rujukan tentang masalah-masalah ekologi, namun tidak menggunakan nama
ekologi. Pada abad 16 dan 17 berkembang menjadi satu ilmu sistematik, analitik,
dan obyektif mengenai hubungan organisme dan lingkungan yaitu ekologi. Nama
dari ekologi itu sendiri ditemukan atau dikemukakan oleh seorang ahli biologi yang
bernama Earns Haeckel (1834-1919) pada tahun 1860.
Pada tahun 1990 ekologi diakui sebagai suatu
disiplin ilmu dan berkembang terus dan cepat. Apalagi saat dunia sangat peka
terhadap masalah lingkungan dalam mengadakan dan memelihara mutu manusia. Ekologi
merupakan cabang ilmu yang melandasinya dan selalu berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari, oleh karena itu ekologi berkaitan dengan ilmu psikologi.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari
ilmu ekologi?
2.
Apa pengertian dari
ilmu psikologi?
3.
Bagaimana hubungan
ekologi dengan ilmu psikologi?
C. Tujuan Penulisan
1.
Untuk mengatahui
pengertian dari ekologi
2.
Untuk mengatahui
pengertian dari ilmu psikologi
3.
Untuk mengatahui
hubungan ekologi dengan ilmu psikologi
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ekologi
Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari
bahasa Yunani yakni Oikos dan juga Logos. Oikos berarti rumah atau tempat untuk
hidup. Kemudian Logos adalah ilmu. Jadi, bisa disimpulkan bahwa pengertian
ekologi secara sederhana adalah ilmu yang mempelajari mahluk hidup di dalam
rumahnya, atau bisa juga dikatakan bahwa ekologi adalah ilmu mengenai rumah
tangga mahluk hidup. Sebagian ilmuan juga menyepakati bahwa pengertian ekologi
tak lain adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari hubungan antara organisme
dengan lingkungannya. Lebih spesifik lagi, pengertian ekologi bagi sebagian
orang adalah ilmu yang bmencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara
binatang, tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup,
dimana mereka hidup, juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut.
Menurut Odum (1971) ekologi
mutakhir adalah suatu studi yang mempelajari struktur dan fungsi ekosistem atau
alam di mana manusia adalah bagian dari alam. Struktur di sini menunjukan suatu
keadaan dari sistem ekologi pada waktu dan tempat tertentu termasuk kerapatan
atau kepadatan, biomas, penyebaran potensi unsur-unsur hara (materi), energi,
faktor-faktor fisik dan kimia lainnya yang mencirikan sistem tersebut.
Sedangkan fungsinya menggambarkan sebab-akibat yang terjadi dalam sistem. Jadi
pokok utama ekologi adalah mencari pengertian bagaimana fungsi organisme di
alam.
Ekologi dapat dibagi menjadi 2, yaitu:
1.
Autekologi: membahas
pengkajian individu organisme atau spesies. Sejarah-sejarah hidup dan prilaku
sebagai cara-cara penyesuaian diri terhadap lingkungan biasanya mendapatkan
penekanan.
2.
Synekologi: membahas
pengkajian golongan atau kumpulan organisme-organisme yang berasosiasi bersama
sebagai satuan.
Bila diadakan suatu studi mengenai hubungan suatu
jenis pohon terhadap lingkungan, pengkajian itu akan bersifat autekologi.
Apabila studi itu memperhatikan atau mengenai hutan di mana jenis pohon itu
tumbuh, pendekatannya bersifat sinekologi.
Pembagian ekologi seperti ini sangat berguna dalam
penelitian. Seseorang yang akan melakukan penelitian dapat memusatkan diri pada
proses-proses, tingkat-tingkat, lingkungan-lingkungan, organisme-organisme,
atau masalah-masalah dan membuat sumbangan-sumbangan yang bernilai terhadap
keseluruhan mengenai biologi lingkungan.
B. Pengertian Psikologi
Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani
Psychology yang merupakan gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti
jiwa dan logos berarti ilmu. Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu
jiwa. Istilah psyche atau jiwa masih sulit didefinisikan karena jiwa itu
merupakan objek yang bersifat abstrak, sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak
dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah
jarang dipakai dan diganti dengan istilah psikis. Berikut beberapa definisi
psikologi lingkungan menurut pada ahli:
- Heimstra
dan Mc Farling (Prawitasari,1989) menyatakan bahwa psikologi lingkungan
adalah disiplin ilmu yang memperhatikan dan mempelajari hubungan antara
perilaku manusia dengan lingkungan fisik.
- Proshansky,
Ittleson, dan Rivlin (Prawitasari, 1989) menyatakan bahwa psikologi
lingkungan adalah apa yang dilakukan oleh psikolog terhadap lingkungan.
- Gifford
(1987) mendefinisikan psikologi lingkungan adalah studi dari transaksi
diantara individu dengan lingkungan fisiknya.
Jadi dapat ditarik kesimpulan
bahwa psikologi lingkungan adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia
bedasarkan pengaruh lingkungannya, baik lingkungan sosial, dan lingkungan alam.
Psikologi lingkungan banyak mempunyai ruang lingkup diantaranya design,
organisasi, pemaknaan lingkuangan seperti alamiah, buatan, sosial, dan hasil
modifikasi, selain itu psikologi lingkungan juga mempelajari mengenai
kebudayaan dan kearifan lokal suatu tempat. Namun menurut Hardjowirogo, seorang
antropolog, menyatakan tidak ada jaminan akan keefektifan mawas diri. Contoh
zaman sekarang banyak orang tinggal dilingkungan yang baik namun perilakunya
tidak mencerminkan hal tesebut. Sehingga sekarang ini fungsi dari mawas diri
hanya jadi pengucapan belaka.
Dalam ilmu Psikologi dibagi menjadi menjadi beberapa
sub bidang ilmu, yang salah satu sub nya membahas tentang hubungan ekologi
dengan psikologi yang akan di bahas pada makalah ini
C. Hubungan Ekologi dengan ilmu Psikologi
Hubungan ekologi dengan ilmu Psikologi dapat
dijelaskan dengan mempelajari teori ekologi Brofenbenner, teori ini berfokus
utama pada konteks sosial tempat anak tinggal dan orang-orang yang mempengarhui
perkembangan anak. Teori ini terdiri dari lima
sistem lingkungan yang merentang dari interaksi interpersonal sampai
ke pengaruh kultur yang lebih luas. Kelima sistem tersebut adalah
mikrosistem, mesosistem, eksosistem, makrosistem dan
kronosistem. (Helmi, 1999)
a)
Mikrosistem adalah setting tempat individu banyak menghabiskan waktu.
Beberapa konteks dalam sistem ini antara lain adalah keluarga, teman sebaya,
sekolah, dan tetangga. Dalam mikrosistem inilah individu berinteraksi dengan
agen sosial secara langsung (keluarga, teman sebaya, guru).
Menurut
Bronfenbenner, dalam setting ini
individu bukanlah penerima pengalaman yang pasif, tetapi sebagai individu yang
berinteraksi secara timbal balik dengan orang lain. Bronfrenbrenner menunjukkan
bahwa kebanyakan penelitian tentang dampak-dampak sosiokultural berfokus pada
mikrosistem. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
b)
Mesosistem adalah hubungan antara beberapa mikrosistem atau hubungan antara beberapa
konteks. Contohnya adalah hubungan antara pengalaman keluarga dengan pengalaman
sekolah, pengalaman sekolah dengan pengalaman keagamaan, dan pengalaman
keluarga dengan pengalaman teman sebaya. (Santrock, Life-Span Development,
2002)
Dalam studi
terhadap seribu anak kelas delapan (3 SMP), diteliti dampak gabungan dari
pengalaman di keluarga dan di sekolah terhadap sikap dan prestasi siswa saat
siswa melewati masa transisi dari tahun terakhir SMP ke awal SMA (Epstein,1983
dalam Santrock, 2008). Siswa yang diberi kesempatan lebih banyak untuk
berkomunikasi dan mengambil keputusan (baik di rumah maupun di kelas)
menunjukkan inisiatif dan nilai akademik yang baik. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
c)
Eksosistem, dilibatkan ketika pengalaman-pengalaman dalam setting
sosial lain, ketika individu tidak memiliki peran yang aktif mempengaruhi hal
yang individu alami dalam konteks yang dekat. Atau sederhananya menurut
eksosistem melibatkan pengalaman individu yang tak memiliki peran aktif di
dalamnya. Misalnya, pengalaman kerja dapat mempengaruhi hubungan seorang
perempuan dengan suami dan anaknya. Seorang ibu dapat menerima promosi yang
menuntutnya melakukan lebih banyak pekerjaan, yang dapat meningkatkan konflik
perkawinan dan perubahan pola interaksi orang tua-anak. (Santrock,
Life-Span Development, 2002)
Contoh lain
eksosistem adalah pemerintah kota yang bertanggung jawab bagi kualitas taman,
pusat rekreasi dan fasilitas perpustakaan bagi anak-anak dan remaja. Keputusan
mereka bisa membantu bisa menghambat atau membantu perkembangan individu
secara tidak langsung. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
d)
Makrosistem adalah kultur yang lebih luas. Kultur merupakan
istilah yang luas yang mencakup peran etnis dan faktor sosioekonomi dalam
perkembangan anak. Kultur adalah konteks terluas tempat siswa dan guru tinggal,
termasuk nilai dan adat istiadat masyarakat. (Santrock, Psikologi Pendidikan,
2008)
Misalnya,
beberapa kultur (seperti Mesir dan Iran sebagai negara Islam), menekankan pada
peran gender yang tradisioanal. Kultur lain (seperti di Amerika Serikat)
menerima peran gender yang lebih bervariasi. Di kebanyakan negara Islam sistem
pendidikannya mengutamakan dominasi pria. Di Amerika, sekolah-sekolah semakin
mendukung nilai kesetaraan antara pria dan wanita. (Santrock, Psikologi
Pendidikan, 2008)
Satu dari
aspek atatus sosioekonomi murid adalah faktor perkembangan dalam kemiskinan.
Kemiskinan dapat memengaruhi perkembangan anak dan merusak kemampuan mereka
untuk belajar, meskipun beberapa anak di lingkungan miskin sangat rajin.
(Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
e)
Kronosistem, meliputi pemolaan peristiwa-peristiwa sepanjang
rangkaian kehidupan dan keadaan sosiohistoris dari perkembangan individu.
Misalnya, dalam mempelajari dampak perceraian terhadap anak-anak, para peneliti
menemukan bahwa dampak negatif sering memuncak pada tahun pertama setelah percaraian
dan bahwa dampaknya lebih negatif bagi anak laki-laki daripada anak perempuan
(Hetherington, 1989 dalam Santrock, 2008). Dua tahun setelah perceraian,
interaksi dalam keluarga tidak begitu kacau dan lebih stabil. (Santrock,
Psikologi Pendidikan, 2008)
Bronfenbrenner
semakin banyak memberi perhatian kepada kronosistem sebagai sistem lingkungan
yang penting. Dia memperhatikan dua problem penting, yaitu banyaknya anak
Amerika yang hidup dalam kemiskinan (terutama dalam keluarga single-parent) dan
penurunan nilai-nilai. (Santrock, Life-Span Development, 2002)
Bronfenbenner
juga berpendapat bahwa anak-anak sekarang adalah generasi pertama yang
mendapatkan perhatian setiap hari, generasi pertama yang tumbuh dalam
lingkungan elektronik yang dipenuhi oleh komputer dan bentuk media baru,
generasi pertama yang tumbuh dalam revolusi seksual, dan generasi pertama yang
tumbuh di dalam kota yang semraut dan tak terpusat, yang tidak lagi jelas batas
antara kota, pedesaan atau subkota. (Santrock, Psikologi Pendidikan, 2008)
Evolusi Teori Bronfenbenner
Teori Bronfenbenner telah mendapatkan banyak
popularitas. Teori ini memberikan keragka yang teoritis untuk mengkaji konteks
sosial dengan cara sistematis. Teori ini juga menjembati kesenjangan antara
teori behavioral yang berfokus pada setting
kecil dan antropologi yang menganalisis setting
yang lebih luas. Teorinya memicu perhatian orang pada arti penting
kehidupan anak dari berbagai setting.
Para pengkritik teori
Bronfenbenner mengatakan bahwa teorinya tidak banyak memberi perhatian kepada
faktor biologis dan kognitif dalam perkembangan anak. Mereka juga menunjukkan
bahwa teori tersebut tidak membahas perubahan perkembangan bertahap yang
menjadi fokus pada teori-teori seperti teori Piaget dan Erikson. (Santrock,
Psikologi Pendidikan, 2008)
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Pengertian
ekologi secara harfiyah adalah suatu displin ilmu yang mempelajari hubungan
organisme-organisme atau kelompok organisme terhadap lingkungannya. Sedangkan
golongan individu-individu tersebut dari setiap spesies organisme disebut
populasi. Kenudian populasi-populasi yang menempati suatu daerah tertentu
membentuk suatu komunitas. Selanjutnya ekosistem yang meupakan sistem yang
terbentuk akibat interaksi komunitas tersebut dengan tempat mereka hidup
(lingkungan).
Sedangkan
Psikologi berasal dari bahasa yunani Psychology.
Yang merupakn gabungan dari kata psyche
dan logos yang berarti jiwa dan
ilmu. Ilmu ekologi dengan ilmu psikologi berkaitan dengan dijelaskan oleh teori
bronfenbenner
SUMBER REFERENSI
http://rizkaaandhani08.blogspot.com/2014/06/hubungan-antara-ekologi-dengan-psikologi.html http://ajrinsyarafina02.blogspot.com/2013/05/hubungan-ekologi-dengan-psikologi-dan_3250.html
http://dedeh89-psikologi.blogspot.com/2013/05/definisi-ekologi-dan-kaitan-dengan-ilmu.html