Jumat, 22 Januari 2016

Tugas 8 Psikologi Manajemen - Makalah Komunikasi Organisasi

Komunikasi Organisasi
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu pada mata kuliah

Psikologi Manajemen
Dosen Pengampu:
Rizki Intansari Nugraheni
Disusun Oleh :

Sanela Isnaeni Haka   18513235

SEMESTER V
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2016

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan segala rahmat-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tanpa suatu halangan apapun.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah “Psikologi Manajemen” yang diberikan oleh dosen pengampu.
Ucapan terima kasih saya sampaikan untuk keluarga saya dan rekan-rekan sekalian yang telah memberikan dorongan moril kepada  saya, sehingga makalah Komunikasi Organisasi ini dapat saya selesaikan.
Meskipun demikian saya menyadari bahwa makalah saya masih jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengarapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnak makalah ini.
Demikian sepatah dari saya, semoga makalah ini bermanfaat untuk penulis pada  khususnya dan bagi pembaca pada umumnya





Jakarta, Januari 2016


Penulis



DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.    LATAR BELAKANG.................................................................... 1
B.     PEMBATASAN DAN RUMUSAN MASALAH......................... 1
C.     TUJUAN PENULISAN................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 3
A.    DEFINISI KOMUNIKASI ORGANISASI.................................. 3
B.     PROSES KOMUNIKASI.............................................................. 4
C.     BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI................................... 4
D.    KLASIFIKASI KOMUNIKASI ORGANISASI YANG DI TINJAU DARI BERBAGAI SEGI     6
E.     DIMENSI-DIMENSI KOMUNIKASI ORGANISASI............... 6
F.      FUNGSI KOMUNIKASI ORGANISASI.................................... 7
G.    FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KOMUNIKASI ORGANISASI   8
H.    HAMBATAN-HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI ORGANISASI        9
BAB III PENUTUP....................................................................................... 12
A.    KESIMPULAN............................................................................. 12
SUMBER REFERENSI




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Di dalam kehidupan seseorang tidak akan terlepas dari yang namanya komunikasi. Lebih lagi komunikasi dalam organisasi yang mana di dalamnya ada atasan dan bawahan. Komunikasi yang dilakukan oleh atasan dan bawahan dalam ruang lingkup organisasi akan memberikan berbagai efektifitas komunikasi itu sendiri . 
Komunikasi dalam organisasi sangat dibutuhkan agar dalam organisasi dapat mencapai tujuan yang diinginkan oleh setiap anggota dalam organisasi. Setiap komunikasi dalam organisasi biasanya dimanfaatkan untuk saling berbagi dan mencari tahu apa yang dibutuhkan dalam organisasi serta apa kekurangan dalam organisasi tersebut. Dari sinilah kita akan mempelajari bagaimana cara berkomunikasi dalam organisasi.
B.     Rumusan Masalah
                                   1.         Apa definisi komunikasi organisasi?
                                   2.         Bagaimana proses komunikasi?
                                   3.         Apa bentuk komunikasi organisasi?
                                   4.         Klasifikasi apa saja dalam komunikasi organisasi yang ditinjau dalam berbagai segi?
                                   5.         Apa saja dimensi-dimensi komunikasi organisasi?
                                   6.         Apa fungsi komunikasi organisasi?
                                   7.         Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi?
                                   8.         Apa saja hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi?
C.    Tujuan Penulisan
Tujuan dari dilakukannya penulisan makalah ini selain sebagai tugas softskill, Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma Depok, Jurusan Psikologi. Adapun tujuan dari penulisan itu:
                                                         1.         Untuk mengatahui definisi dari komunikasi organisasi
                                                         2.         Untuk mengatahui bagaimana proses dari komunikasi organisasi
                                                         3.         Untuk mengatahui bentuk dari komunikasi organisasi
                                                         4.         Untuk mengatahui klasifikasi dalam komunikasi organisasi yang dibagi dalam berbagai segi
                                                         5.         Untuk mengatahui dimensi-dimensi komunikasi organisasi
                                                         6.         Untuk mengatahui fungsi komunikasi organisasi
                                                         7.         Untuk mengatahui faktor-faktor yang mempengarahui komunikasi organisasi
                                                         8.         Untuk mengatahui hambatan-hambatan dalam komunikasi organisasi



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Komunikasi Organisasi
Secara umum, definisi komunikasi organisasi adalah hubungan timbal balik antara individu dalam konteks organisasi, di mana terdapat jaringan pesan antara satu dengan yang lain, serta adanya salng kebergantungan antara anggota organisasi tersebut.
Komunikasi organisasi tersebut biasanya mencakup pembahasan mengenai struktur dan fungsi organisai, hubungan antar manusia, komunikasi dan proses pengorganisasian serta perilaku dan budaya dalam sebuah organisasi. Secara spesifik, komunikasi organisasi meliputi arus pesan dalam suatu jaringan organisasi baik vertikal maupun horizontal, dengan sifat komunikasi saling ketergantungan.
Beikut beberapa definisi komunikasi organisasi menurut pakar komunikasi organisasi:
·         Frank Jefkinse mengatakan bahwa komunikasi organisasi terdiri atas semua bentuk-bentuk komunikasi yang direncanakan, ke arah luar dan ke arah dalam, antara sebuah organisasi dan publiknya karena tujuan dari pencapaian sasaran tertentu mengenai pemahaman
·         Pace dan Feules mengatakan bahwa komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai penunjukan dan penafsiran suatu pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu
·         Wiryanto mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang di setujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbgai perkerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi
·         Katz dan Khan mengatakan jika komunikasi organisasi itu merupakan arus informasi, pertukaran informasi, dan pemindahan arti di dalam suatu organisasi
B.     Proses Komunikasi
Sistem komunikasi organisasi mencerminkan berbagai macam individu dengan latar belakang, pendidikan, kepercayaan, kebudayaan, keadaan kejiwaan, dan kebutuhan yang berbeda-beda. Model komunikasi antar pribadi menunjukkan tiga unsur esensi komunikasi yaitu pengirim, berita dan penerima. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Model proses komunikasi yang lebih terperinci, dengan unsur-unsur penting yang terlihat dalam komunikasi antara dan di antara para anggota organisasi, yaitu :
1.      Sumber (source)
2.      Pengubahan berita ke dalam sandi/ kode (encoding)
3.      Pengiriman berita (transmitting the message)
4.      Penerimaan berita
5.      Pengartian atau penerjemahan kembali berita (decoding)
6.      Umpan balik (feedback)
C.    Bentuk Komunikasi Organisasi
1.      Komunikasi vertikal
Bentuk komunikasi ini merupakan bentuk komunikasi yang terjadi dari atas ke bawah dan sebaliknya. Artinya komunikasi yang disampaikan pimpinan kepada bawahan, dan dari bawahan kepada pimpinan secara imbale balik. Fungsi komunikasi ke bawah digunakan pimpinan untuk:
a.       Melaksanakan kebijaksanaan, prosedur kerja, peraturan, instruksi, mengenai pelaksanaan kerja bawahan.
b.      Menyampaikan pengarahan doktrinasi, evaluasi, teguran.
c.       Memberikan informasi mengenai tujuan organisasi, kebijaksanaan-kebijaksaan organisasi, insentif.
Seorang pimpinan harus lebih memperhatikan komunikasi dengan bawahannya, dan memahami cara-cara mengambil kebijaksanaan, terhadap bawahannya. Keberhasilan organisasi dilandasi oleh perencanaan yang tepat, dan seorang pimpinan organisasi yang memiliki jiwa kepemimpinan. Kedua hal terseut merupakan modal utama untuk kemajuan organisasi yang dipimpinnya. Fungsi komunikasi ke atas digunakan untuk:
a.       Memberikan pengertian mengenai laporan prestasi kerja, saran, usulan, opini, permohonan bantuan, dan keluhan.
b.      Memperoleh informasi dari bawahan mengenai kegiatan dan pelaksanaan pekerjaan bawahan dari tingkat yang lebih rendah.
Bawahan tentulah berharap agar ide, saran, pendapat, tanggapan maupun kritikannya dapat diterima dengan lapang dada, dan hati terbuka oleh pimpinan.
2.      Komunikasi horizontal
Bentuk komunikasi secara mendatar, diantara sesama karyawan dsbnya. Komunikasi horizontal sering kali berlangsung tidak formal. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
3.      Komunikasi diagonal
Bentuk komunikasi ini sering disebut juga komunikasi silang. Berlangsung dari seseorang kepada orang lain dalam posisi yang berbeda. Dalam arti pihak yang satu tidak berada pada jalur struktur yang lain. Fungsi komunikasi diagonal digunakan oleh dua pihak yang mempunyai level berbeda tetapi tidak mempunyai wewenang langsung kepada pihak lain.
D.    Klasifikasi Komunikasi Organisasi yang Di Tinjau Dari Beberapa Segi:
1.      Segi Sifat:
a.       Komunikasi lisan, komunikasi yang berlangsung secara lisan/ berbicara. Contoh: pada saat presentasi dan berbicara pada rekan organisasi
b.      Komunikasi tertulis, komunikasi yang dilakukan melalui tulisan. Contoh: Email
c.       Komuniaksi Verbal, komunikasi yang dibicarakan atau diungkapkan
d.      Komunikasi non-verbal, komunikasi yang tidak bicaran secara langsung (tersirat)
2.      Segi Lawannya:
a.       Komunikasi Satu Lawan Satu, berbicara dengan lawan bicara yang sama banyaknya. Contoh: berbicara melalui telepon
b.      Komunikasi Satu Lawan Banyak, (kelompok) berbicara antara satu orang dengan suatu kelompok.
c.       Kelompok Lawan Kelompok, berbicara antara suatu kelompok dengan kelompok lain.
3.      Segi Keresmiannya:
a.       Komunikasi Formal, komunikasi yang berlangsung resmi
            contoh: rapat
b.      Komunikasi Informal, komunikasi yang tidak resmi
            contoh : berbicara dengan teman
E.     Dimensi-Dimensi Komunikasi Organisasi
1.      Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan, dsb. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media massa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu: Komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
2.      Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a.       Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.


F.     Fungsi Komunikasi Komunikasi Organisasi
Conrad (dalam Tubbs dan Moss, 2005) mengidentifikasikan tiga komunikasi organisasi sebagai berikut:
1.      Fungsi perintah berkenaan dengan angota-anggota organisasi mempunyai hak dan kewajiban membicarakan, menerima, menafsirkan dan bertindak atas suatu perintah. Tujuan dari fungsi perintah adalah koordinasi diantara sejumlah anggota yang bergantung dalam organisasi tersebut.
2.      Fungsi relasional berkenaan dengan komunikasi memperbolehkan anggota-anggota menciptakan dan mempertahankan bisnis produktif hubungan personal dengan anggota organisasi lain. Hubungan dalam pekerjaan mempengaruhi kenirja pekerjaan (job performance) dalam berbagai cara. Misal: kepuasan kerja; aliran komunikasi ke bawah maupun ke atas dalam hirarkhi organisasional, dan tingkat pelaksanaan perintah. Pentingnya dalam hubungan antarpersona yang baik lebih terasa dalam pekerjaan ketika anda merasa bahwa banyak hubungan yang perlu dlakukan tidak anda pilih, tetapi diharuskan oleh lingkungan organisasi, sehingga hubungan menjadi kurang stabil, lebih memacu konflik, kurang ditaati, dsb.
3.      Fungsi manajemen ambigu berkenaan dengan pilihan dalam situasi organisasi sering dibuat dalam keadaan yang sangat ambigu. Misal: motivasi berganda muncul karena pilihan yang diambil akan mempengaruhi rekan kerja dan organisasi, demikian juga diri sendiri; tujuan organisasi tidak jelas dan konteks yang mengharuskan adanya pilihan tersebut adanya pilihan tersebut mungkin tidak jelas. Komunikasi adalah alat untuk mengatasi dan mengurangi ketidakjelasan (ambiguity) yang melekat dalam organisasi. Anggota berbicara satu dengan lainnya untuk membangun lingkungan dan memahami situasi baru, yang membutuhkan perolehan informasi bersama.
G.    Faktor Yang Mempengarhui Komunikasi Organisasi
1.      Pengetahuan tentang komunikasi dan keterampilan berkomunikasi.
Yang dimaksudkan adalah penguasaan bahasa dan keterampiIan mempergunakan bahasa; keterampilan mempergunakan media komunikasi untuk mempermudah proses pengertian pada resipiens; kemampuan untuk mengenal dan menganalisis situasi pendengar sehingga dapat memberikan sesuatu yang sesuai dengan kebutuhan mereka. Di samping itu jenis hubungan antara komunikator dan resipiens dapat juga mempengaruhi efektivitas proses komunikasi.
2.      Sikap komunikator
Sikap komunikator seperti agresif (menyerang) atau cepat membela diri, sikap yang mantap dan meyakinkan; sikap rendah hati, rela mendengar dan menerima anjuran dapat memberi dampak yang besar dalam proses komunikasi retoris.
3.      Pengetahuan umum
Demi efektivitas dalam komunikasi retoris, komunikator se-baiknya memiliki pengetahuan umum yang luas, karena dengan begitu dia dapat mengenal dan menyelami situasi pendengar dan dapat mengerti mereka secara lebih baik. Dia harus mengetahui dan menguasai bahan yang dibeberkan secara mendalam, teliti dan tepat. Dia juga hendaknya mengetahui dan mengerti hal-hal praktis dari kehidupan harian para pendengarnya, supaya dapat menyampaikan sesuatu yang mampu menggugah hati mereka.
4.      Sistem social
Setiap komunikator berada dan hidup di dalam sistem masyarakat tertentu. Posisi, pangkat atau jahatan yang dimiliki komunikator di dalam masyarakat sangat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris (misalnya: sebagai pemimpin atau bawahan; sebagai orang yang berpengaruh atau tidak).
5.      Sistem kebudayaan
Di samping sistem sosial, sistem kebudayaan yang dimiliki se-orang komunikator juga dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi retoris. Tingkah laku, tata adab dan pandangan hidup yang diwarisinya dari suatu kebudayaan tertentu akan juga mempengaruhi efektivitas dalam proses komunikasi retoris dengan manusia lain.
H.    Hambatan-Hambatan dalam Komunikasi Organisasi
Komunikasi adalah vital, tetapi komunikasi sering tidak efektif dengan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya. Berikut ini akan dibahas hambatan-hambatan terhadap komunikasi yang efektif tersebut, dengan dikelompokkan sebagai:
1.      Hambatan-hambatan Organisasional
Ada tiga hambatan organisasional, yaitu:
a.       Tingkatan hirarki.
Bila suatu organisasi tumbuh, strukturnya berkembang, akan menimbulkan berbagai masalah komunikasi. Berita yang mengalir ke atas atau ke bawah tingkatan-tingkatan organisasi akan melalui beberapa “filter”, dengan persepsi, motif, kebutuhan dan hubungannya sendiri. Setiap  tingkatan dalam rantai komunikasi dapat menambah, mengurangi, merubah, atau sama sekali berbeda dengan berita aslinya.
b.      Wewenang Manajerial
Tanpa wewenang untuk membuat keputusan tidak mungkin manajer dapat mencapai tujuan dengan efektif. Banyak atasan merasa bahwa mereka tidak dapat sepenuhnya menerima berbagai masalah, kondisi, atau hasil yang dapat membuat mereka tampak lemah. Sebaliknya, banyak bawahan menghindari situasi dimana mereka harus mengungkapkan informasi yang dapat membuat mereka dalam kdudukan yang tidak menguntungkan. Sebagai hasilnya ada kesenjangan “leveling” antara atasan dan bawahan.
c.       Spesialisasi
Meskipun spesialisasi adalah prinsip dasar organisasi, tetapi juga menciptakan masalah-masalah komunikasi, di mana hal ini cenderung memisahkan orang-orang, bahkan bila mereka bekerja saling berdekatan. Akibatnya dapat menghalangi perasaan memasyarakat, membuat sulit memahami, dan mendorong terjadinya kesalahan-kesalahan.
2.      Hambatan-hambatan Antar Pribadi
Manajer masih akan menghadapi kemungkinan bahwa berita-berita yang mereka kirim akan berubah atau menyimpang, bahkan bila hambatan-hambatan komunikasi organisasional tidak ada. Manajer perlu memperhatikan hambatan-hambatan antar pribadi seperti:
a.       Persepsi selektif
Persepsi adalah suatu proses yang menyeluruh dengan mana seseorang menseleksi, mengorganisasikan, dan mengartikan segala sesuatu di lingkungannya. Segera setelah seseorang menerima sesuatu, akan mengorganisasikan menjadi berbagai tipe informasi yang berarti. Seorang karyawan menjadi “defensif” secara otomatis bila dipanggil atasannya.
b.      Status komunikator.
Hambatan utama komunikasi lainnya adalah kecenderungan untuk menilai, mempertimbangkan dan membentuk pendapat atas dasar karakteristik-karakteristik pengirim (sumber), terutama kredibilitasnya. Kredibilitas didasarkan “keahlian” seseorang dalam bidang yang sedang dikomunikasikan dan tingkat kepercayaan seseorang bahwa orang tersebut akan mengkomunikasikan kebenaran.
c.       Keadaan membela diri
Perasaan pembelaan diri pada pengirim, penerima berita atau keduanya juga menimbulkan hambatan-hambatan komunikasi. Keadaan membela diri seseorang mengakibatkan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan pembicaraan tertentu, dan sebaliknya meningkatkan tingkat pembelaan di pihak lain. Jadi, akan timbul reaksi rantai defensif. Keadaan ini membuat pendengar lebih berkonsentrasi pada apa yang akan dikatakan dan bukan pada apa yang didengar.
d.      Pendengaran lemah
Manajer perlu belajar untuk mendengar secara efektif agar mampu mengatasi hambatan ini. Berbagai kebiasaan sehubungan dengan pendengaran lemah meliputi:
1)      mendengar hanya permukaannya saja, dengan sedikit perhatian pada apa yang sedang dikatakan;
2)      memberikan pengaruh, melalui baik perkataan atau tanda-tanda (seperti melihat jam, memandang langit, menunjukkan kegelisahan);
3)      menunjukkan tanda-tanda kejengkelan atau kebosanan terhadap bahan pembicaraan dan
4)      mendengar dengan tidak aktif.
5)      Ketidaktepatan penggunaan bahasa
Salah satu kesalahan terbesar yang dibuat dalam komunikasi adalah anggapan bahwa pengertian terletak dalam “kata-kata” yang digunakan. Di samping itu, bahasa-bahasa “non-verbal” yang tidak konsisten, seperti nada suara, ekspresi wajah, dan sebagainya dapat menghambat komunikasi.

BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Komunikasi organisasi adalah hubungan timbal balik antara individu dalam konteks organisasi, di mana terdapat jaringan pesan antara satu dengan yang lain, serta adanya salng kebergantungan antara anggota organisasi tersebut. Dalam komunikasi organisasi dapat dibedakan menjadi komunikasi vertikal, horizontal, dan diagonal. Dalam komunikasi organisasi terdapat fungsi komunikasi diantaranya fungsi perintah, fungsi relasional, fungsi manajemen. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhui komunikasi organisasi diantaranya faktor pengatahuan dan keterampilan dalam berkomunikasi, selain itu terdapat hambatan-hambatan yang terjadi dalam komunikasi organisasi dikarenakan adanya kekuatan-kekuatan dari luar yang menghambatnya



SUMBER REFERNSI