Minggu, 20 Juli 2014

laporan Pratikum Psikologi Faal: Indera Peraba

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa
:
Sanela Isnaeni Haka
Nama Asisten
:

NPM
:
18513235
Paraf Asisten
:

Tanggal Pemeriksa
:





1
Percobaan
:
Perasaan Pada Kulit

Nama Percobaan
:
1.1 Cara Kerja 3 Baskom Plastik
1.2 Cara Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isnaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan sakit, sentuhan dingin dan panas pada kulit serta letak masing-masing reseptor

b.    Dasar Teori
:
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari 3 bagian, yaitu:
            1.         Epidermis   : bagian terluar
            2.         Dermis       : terdapat kelenjar dan saluran keringat, bulbus rambut, folikel rambut dan akar rambut; kelenjar Sebaseus.
            3.         Subcutaneous: pembuluh darah; saraf cutaneous, jaringan otot. 
Reseptor kulit dan hamparan impuls di saraf perifer. Kulit berfungsi sebagai alat pelindung bagian dalam, misalnya otot dan tulang; sebagai alat peraba dengan dilengkapi bermacam reseptor yang peka terhadap berbagai rangsangan; sebagai alat ekskresi; serta pengatur suhu tubuh. Sehubungan dengan fungsinya sebagai alat peraba, kulit dilengkapi dengan reseptor-reseptor khusus. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor untuk tekanan, ujungnya berada di dermis yang jauh dari epidermis. Reseptor untuk rangsang sentuhan dan panas, ujung reseptornya terletak di dekat epidermis.
Indra peraba merupakan indera yang sederhana, umumnya tersebar pada kulit mamalia dan sedikit sekali pada vertebrata rendah. Kepekaan peraba pada manusia sangat besar, terutama di ujung jari dan bibir. Kulit berfungsi sebagai berikut:
         1.         Mekanoreseptor à berkaitan dengan indera raba, tekanan getaran, dan kenestesi (gerak).
         2.         Thermoreseptor à berkaitan dengan penginderaan yag mendekteksi panas dan dingin
         3.         Kemoreseptor à Peka terhadap perubahan kimiawi
         4.         Osmoreseptor à Peka terhdap perubahan tekanan osmotik

c.    Alat yang Digunakan
:
3 baskom plastik, air hangat, air dingin, serta berbagai macam larutan (air, alkohol 70%, dan aseton

d.   Jalannya Percobaan
:
1.1 Pada percobaan pertama terdapat 3 baskom yang berisikan 3 macam air yaitu: Aà dingin, Bà hangat, dan Cà campuran antara dingin dan hangat. Baskom tersebut disusun A C B lalu tangan kanan pratikan dimasukan kedalam baskom B yang berisikan air hangat dan tangan kiri pratikan dimasukan kedalam baskom A yang berisikan air dingin setelah beberapa menit dan menunggu perintah dari asisten secara bersamaan tangan kanan dan kiri diangkat keluar dari baskom lalu dimasukan secara bersamaan kedalam baskom C yang berisikan air campuran hangat dan dingin lalu rasakan perbedaan antara tangan kanan dan kiri.
1.2  Pada percobaan cara kerja telapak tangan yang diberi air, alkohol 70%, dan aseton pertama-tama pratikan membersihkan telapak tangan menggunakan tissue lalu tiup telapak tangannya dan rasakan apa yang terjadi setelah itu asisten akan memberikan air diatas telapak tangan tiup dan rasakan apa yang terjadi, lalu bersihkan lagi menggunakan tissue setelah itu asisten akan memberikan alkohol 70% kemudian bersihkan lagi dan tiup kembali agar pratikan dapat merasakan yang terjadi, lalu untuk terakhir bersihkan kembali telapak tangan setelah itu asisten akan memberikan aseton dan tiup lagi agar pratikan dapat merasakannya.

e.    Hasil Percobaan
:
1.1 Tangan kanan terasa dingin; tangan kiri terasa biasa saja
1.2 Pada saat diberi air telapak tangan terasa biasa saja; lalu pada saat diberi alkohol 70% terasa dingin; saat diberi aseton terasa dingin sekali

f.     Hasil Sebenarnya
:
1.1 Cara Kerja 3 Baskom Plastik:
-        Biasanya setelah dimasukan ke baskom C tangan kanan dingin; tangan kiri hangat
-        Kulit sebagai Thermoreseptor berfungsi untuk mendeteksi panas dan dingin
-        Tangan kanan terasa dingin karena ada nya pengurangan kalor dari panas ke hangat
-        Tangan kiri terasa dingin karena ada penambahan kalor dari dingin ke gangat
1.2 Cara Kerja Air, Alkohol 70%, dan Aseton
-        Air lebih dingin dari cuma ditiup
-        Alkohol lebih dingin dari air
-        Aseton lebih dingin dari alkohol
-        Kadar reseptor dingin disebut dengan End Krause
-        Alkohol memiliki titik didih yang rendah sehingga ketika mengenai kulit, alkohol akan langsung menguap. Selama proses penguapan alkohol memerlukan kalor yang diambil dari tubuh maka kulit akan terasa dingin

g.    Kesimpulan
:
Kulit merupakan indra peraba yang mempunyai reseptor khusus untuk sentuhan, panas, dingin, sakit, dan tekanan. Kulit terdiri dari lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis.

h.    Daftar Pustaka
:
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC.
Atkinson, R.L,. Atkinson, R.C,. Hilgard, E.R. (1983). Pengantar Psikologi. Editor: Agus Dharman, SH, M. Ed., Ph.D. & Michael Adryanto. Jakarta. Erlangga.
Bagian Laboratorium Fakultas Psikolofi Universita Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi Faal. Depok: Universitas Gunadarma




2
Percobaan
:
Indera Peraba

Nama Percobaan
:
Lokalisasi Taktil

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isnaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk memahami serta mengatahui kepekaan saraf peraba dengan melokalisir tempat yang ditusukan ke berbagai tempat serta mengatahui kepekaan TPL (Two Point Localization)

b.    Dasar Teori
:
Reseptor taktil adalah mekanoreseptor. Mekanoreseptor berespons terhadap perubahan bentuk dan penekanan fisik dengan mengalami depolarisasi dan menghasilkan potensial aksi. Apabila depolarisasinya cukup besar, maka serat saraf yang melekat ke reseptor akan melepaskan potensial aksi dan menyalurkan informasi ke korda spinalis dan otak. Reseptor taktil yang berbeda memiliki kepekaan dan kecepatan mengirim impuls yang berbeda pula. Dikriminasi titik adalah kemampuan membedakan rangsangan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung disebut diskriminasi dua titik. Berbagai daerah tubuh bervariasi dalam kemampuan membedakan dua titik pada tingkat derajat pemisahan bervariasi. Normalnya dua titik terpisah 2– 4 mm dapat dibedakan pd ujung jari tangan, 30-40mm dapat dibedakan pada dorsum pedis. Tes dapat menggunakan kompas, jepitan rambut.
Hampir semua informasi mengenai sentuhan, tekanan, dan getaran masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal saraf spinal yang sesuai. Setelah bersinap di spnia, informasi dengan lokalisasi dibawa oleh serat-serat A yang melepaskan potensial aksi dengan cepat (beta dan delta) di kirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis. Serat-serat saraf dalam sisitem ini menyebrang dari kiri ke kanan di batang otak sebelum bersinaps di talamus. Informasi mengenai suhu dan sentuhan yang lokalisasi kurang baik di bawa ke korda spinalis melalui serat-serat C yang melepaskan potensial aksi secara lambat. Info tersebut dikirim ke daerah retikularis di batang otak dan kemudian ke pusa-pusat yang lebih tinggi melalui serat di sitem anterolateral.

c.    Alat yang Digunakan
:
Spidol 2 warna(biru dan merah) dan penggaris

d.   Jalannya Percobaan
:
Pada percobaan kedua pratikan ditutup matanya oleh asisten lalu asisten memberikan spidol kepada pratikan yang warnanya berbedanya dengan asisten. Setelah itu asisten memberi titik di lengan dan pratikan diminta untuk meraba dimana titik itu lalu jika sudah pratikan memberikan titik dengan spidolnya setelah itu lakukan sebanyak 3kali dan jika sudah selesai ukur jarak antara titik yang diberikan oleh asisten dan pratikan

e.    Hasil Percobaan
:
Tanda pertama 4,8 cm
Tanda kedua 2,1 cm
Tanda ketiga 1,8 cm

f.     Hasil Sebenarnya
:
-        Bila jarak kurang dari 5 CM jarak peraba baik
-        Bila jarak lebih dari 5 CM jarak peraba tidak baik
-        TPL lebih peka pada bagian yang menonjol contoh hidung, mata, bibir, ujung jari, dan telinga
-        Jarak yang asisten tusuk dengan yang pratikan tusuk dapat tergantung pada waktu

g.    Kesimpulan
:
TPL ( Two Point Localization ) lebih peka pada bagian yang menonjol, seperti bibir, hidung, mata, ujung jari dan telinga. Jarak yang asisten tusuk dengan yang pratikan dapat tergantung pada waktu. Waktu mempengaruhi sehingga ada penyebaran sensasi. TPL adalah sistem yang menyebar dan melingkar.

h.    Daftar Pustaka
:
Plotnik.R.(2005:127). Introductio to psychology 7th edition. Australia: Thomson & Wodsworth.
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC.
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi Faal. Depok: Universitas Gunadarma




3
Percobaan
:
Daya Membedakan Sifat Benda

Nama Percobaan
:
3.1 Cara Kerja Kekasaran Permukaan
3.2 Cara Kerja Berbagai Bentuk Benda

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isnaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk membuktikan kepekaan syaraf peraba terhadap kehalusan benda sampai kekasaran benda serta bentuk-bentuk benda atau (stereognostik)

b.    Dasar Teori
:
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Kita dapat membedakan benda – benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinaesthesi. Bentuk dan berat benda dapat dibedakan dengan reseptor tekanan yang digeserkan. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. Perasaan taktil ada dua macam:
         1.         Perasaan taktil yang halus
Kepekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melalui fasciculus gracillis cuneatus.
         2.         Perasaan taktil kasar
Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu – satunya perbedaan diantara ketiganya adalah :
         1.         Sensai raba, umumnya disebabkan oleh reseptor taktil  didalam kulit atau didalam jaringan tepat dibawah lutut
         2.         Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam
         3.         Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan

c.    Alat yang Digunakan
:
Berbagai macam kain dari yang halus sampai yang kasar serta berbagai macam bentuk balok

d.   Jalannya Percobaan
:
3.1 Pratikan diminta untuk menutup matanya oleh asisten lalu asisten memberikan 5 kain yang teksturnya berbeda dari yang halus sampai yang kasar. Lalu pratikan diminta untuk menyusun tekstur kain tersebut dari yang kasar sampai halus
3.2 Pada percobaan kali ini pratikan diminta untuk menutup matanya kembali lalu pratikan diberi bentuk-bentuk huruf dan balok berbentuk binatang yang diberikan oleh asisten lalu pratikan diminta untuk meraba dan menyebutkan huruf atau balok bentuk apa

e.    Hasil Percobaan
:
3.1 Hitam, Pink, Putih, Oren, Hijau
3.2 Benar 4; Salah 1

f.     Hasil Sebenarnya
:
3.1 Putih, Pink, Hitam, Oren, Hijau

g.    Kesimpulan
:
Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, sehingga diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus.

h.    Daftar Pustaka
:
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi Faal. Depok: Universitas Gunadarma
Seksi Laboratorium Psikologi Faal. (2001). Petunjuk Praktikum Psikologi Faal. Yogyakarta: Laboratorium Psikologi Faal Fakultas Psikologi UGM.
Plotnik.R. (2005:127). Introductio to psychology 7th edition. Australia: Thomson & Wodsworth.
Soewolo, dkk. (1999). Fisiologi Manusia. Malang: JICA




4
Percobaan
:
Indera Peraba

Nama Percobaan
:
Gerak Reflek

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk mengatahu adanya gerakan-gerakan reflek pada otot

b.    Dasar Teori
:
Gerakan refleks merupakan respons otomatis dari sebagian tubuh terhadap suatu stimulus. Gerak refleks adalah gerak yang tidak disengaja atau tidak disadari. Gerakan ini terjadi dengan tiba–tiba tanpa bisa dicegah. Sistem saraf tak sadar (otonom) merupakan gabungan dari sensorok dan motorik. Sistem saraf terbagi menjadi dua:
         1.         Sistem saraf sadar
Adalah sistem saraf yang mengatur dan  mengkoordinasikan semua kegiatan yang dapat diatur menurut kemauan kita. Contohnya, melempar bola, berjalan, berfikir, menulis, berbicara dan lain-lain. Otak dam sumsum tulang belakang merupakan bagian dari saraf pusat. Selain saraf pusat terdapat pula saraf tepi, saraf tepi berada diluar sistem saraf pusat. Atrinya saraf tepi merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani organ-organ tubuh tertentu, seperti kulit, persendian, otot, kelenjar, saluran darah, dan lain-lain.
         2.         Saraf tepi
-        Susunan saraf simpatis/ thoracolumbar. Berapangkal pada medula spinalis didaerah leher dan daerah pinggang
-        Susunan saraf parasimpatis/ cranio sacral. Berapangkal pada meula oblongata dan ada juga di sacrum.
Fungsi sistem saraf terdiri atas:
·         Pusat koordinasi segala aktifitas tubuh
·         Pusat kesadaran, memori, dan intelegensi
·         Pusat Higher Mental Procces, yaitu reasoning (penalaran, berfikir, dan pengambilan keputusan)
Skema gerak refleks:
Reseptor/ stimulus à safar sensorik à tali spinal à interneuron à saraf motorik à aksi/ efektor.
Contohnya seperti percobaan yang dilakukan kali ini, lutut secara spontan akan bergerk kedepan dengan sendirinya

c.    Alat yang Digunakan
:
Sebuah martil reflek dengan bagian depan terbuat dari karet

d.   Jalannya Percobaan
:
Pada percobaan kali ini pratikan diminta untuk duduk diatas meja lalu asisten mencari letak otot pada lutut pratikan lalu jika sudah ketemu asisten memukul dengan martil reflek setelah itu rasakan apa yang terjadi

e.    Hasil Percobaan
:
Ada yang goyang

f.     Hasil Sebenarnya
:
-        Lutut yang dipukul dengan martil reflek secara spontan akan gerak sendiri secara refleks
-        Namun tidak harus bergerak bisa juga terasa seperti tersetrum

g.    Kesimpulan
:
Pada percobaan kali ini membuktikan adanya gerakan refleks pada lutut kaki. Gerakan refleks juga merupakan respons otomatis dari sebagian tubuh terhadap stimulus. Refleks terjadi karena adanya stimulus yang disebabkan oleh pukulan yang  diteruskan ke saraf sensorik, setelah itu stimulus terus berjalan melalui tali spinal dan interneuron, kemudian diteruskan ke saraf motorik dan akhirnya menghasilkan efektor berupa ayunan pada kaki yang berayun ke depan.

h.    Daftar Pustaka
:
Plotnik.R. (2005:127). Introductio to psychology 7th edition. Australia: Thomson & Wodsworth.
Sugema, Sony. (2008). Diktat Kelas 3 SMU IPA. Bandung: SSC.
Soewolo, dkk. (1999). Fisiologi Manusia. Malang: JICA
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Alih bahasa oleh Batricia I. Jakarta: EGC