LAPORAN
PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa
|
:
|
Sanela Isnaeni
|
Nama Asisten
|
:
|
|
NPM
|
:
|
18513235
|
Paraf Asisten
|
:
|
|
Tanggal Pemeriksa
|
:
|
|
|
|
|
1
|
Percobaan
|
:
|
Pendengaran
(Penghantar Aerotymponal dan Craniotymponal pada pendengaran)
|
|
Nama Percobaan
|
:
|
1.1 Rine
1.2 Tempat Sumber
Bunyi
1.3 Pemeriksaan
Ketajaman Pendengaran
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Sanela Isnaeni
Haka
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a. Tujuan
Percobaan
|
:
|
1.1 Untuk membuktikan bahwa
tramisi melalui udara lebih baik dari
pada tulang
1.2 Untuk menentukan sumber
bunyi
1.3 Untuk memeriksa ketajaman
pendengaran
|
|
b. Dasar
Teori
|
:
|
Telinga adalah
organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan
keseimbangan). Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang
dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan
normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain
melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Dasar menentukan
suatu gangguan pendengaran akibat kebisingan adalah adanya pergeseran ambang
pendengaran, yaitu selisih antara ambang pendengaran pada pengukuran
sebelumnya dengan ambang pendengaran setelah adanya pajanan bising (satuan
yang dipakai adalah desibel (dB). Telinga manusia terdiri dari 3 bagian:
1.
Telinga
luar, yang memiliki fungsi menangkap rangsangan getaran suara atau bunyi dari
luar. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga luar
2.
Telinga
tengah atau ruang timpani, berfungsi untuk menghantarkan suara atau bunyi
dari telinga luar ke telinga dalam. Pada telinga bagian tengah terdapat
tulang-tulang pendengaran yaitu martil,
inkus, dan stapes.
3.
Telinga
dalam, berfungsi menerima getaran suara atau bunyi yang disampaikan oleh
telinga tengah. Didalam telinga bagian dalam terdapat koklea atau yang biasa dikenal dengan rumah siput, koklea adalah saluran spiral yang terdiri atas skala vestibuli terletak dibagian
dorsal, skala media terletak
dibagian tengah, dan skala timpani terletak
dibagian ventral serta berisi cairan perilimf
dan permukaan dalamnya merupakan tempat bermuara saraf. Ujung saraf
terebut peka terhadap getaran yang ditimbulkan oleh cairan tersebut. Semua
ujung saraf tersebut membentuk saraf pendengaran. Suara ditimbukan oleh
getaran yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya
berbeda-beda. Proses penghantaran suara dapat melalui berbagai medium, yaitu:
a.
Pengahantar
udara
b.
Penghantar
suara melalui tulang
c.
Penghantar
tulang telinga tengah
Reseptor
pendengaran dan keseimbangan terdapat didalam telinga. Reseptor ini berupa
sel-sel yang berbentuk rambut. Suara merupakan gelombang mekanik yang
rambatannya seperti udara, air, dan benda padat. Manusia dapat mendengar
suara pada frekuensi antara 20-20000 getaran perdetik (Hz) dan tidak dapat
mendengar dibawah 20 Hz dan diatas 20000 Hz. Ketika pada saat percobaan
pertama atau Rine garputala yang digetarkan terdapat urutan gelombang
komprensi dan ekspansi. Jika gapura tala membuat 100 kali getaran perdetik,
maka akan terdapat gelombang suara dengan 100 komprensi perdetik (yaitu, 100
Hz). Bunyi yang tekanannya terkorelasi dengan gelombang sinus disebut nada
murni, bentuk gelombang bunyi apapun (tidak peduli betapa kompleksnya) dapat
dipecah menjadi serangkaian gelombang sinus yang berbeda dengan amplitudo
yang sesuai. Bila gelombang sinus tersebut dirambahkan lagi, hasilnya akan
sama dengan bentuk gelombang aslinya.
Pada proses
pendengaran terdapat teori mengenal sumber bunyi, yaitu bunyi yang datang
dari suatu sumber yang ada didalam bidang median yang melalui tubuh manusia
dan terdapat dimuka, diaas ataupun dibelakangnya akan mencapai telinga dalam
waktu bersamaan. Apabila sumber berada disebelah kiri, maka telinga kiri yang
lebih dulu mendengaranya. Oleh karena itu timbul kesan bahwa sumber bunyi itu
datang secara terus menurus pada waktu yang sama pada kedua telinga kita,
kita akan kesulitan untuk menentukan sumber bunyi.
|
|
c. Alat
yang Digunakan
|
:
|
1.1 Garputala
1.2 Pipa karet
1.3 Stopwatch dan
meteran
|
|
d. Jalannya
Percobaan
|
:
|
1.1 Ketukan garuptala
ke suatu benda yang bersifat besi lalu:
1.
Taruh diatas
kepada setelah menghilang suaranya dekatkan ke dekat lubang telinga
2.
Taruh
dibelakang telinga tidak boleh menyentuh rambut atau kepala setelah
menghilang suaranya taruh ke dekat lubang telinga
1.2 Pegang pipa
karet, lalu pada kedua ujung nya ditaru didepan lubang telinga. Lalu asisten
akan menekan kanan, kiri, atau tengah secara acak dan pratikan diminta untuk
menjawab
1.3 Asisten
menaru stopwatch pada depan lubang telinga lalu dijauhkan secara perlahan
oleh asisten selama itu pratikan diminta untuk mendengar suara stopwatch itu
sehingga tidak terdengar lagi, jika sudah tidak terdengar pratikan diminta
untuk bilang stop lalu akan diukur jauhnya ketajaman pratikan dapat mendengar
detakan stopwatch
|
|
e. Hasil
Percobaan
|
:
|
1.1 Hasil
percobaan Rine:
1.
Terdengar
suara mendengung dengan frekuensi kecil
2.
Terdengar
suara mendengung dengan frekuensi besar
Hasil sebenarnya:
1.
Suara nada
garputala yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dipuncak kepa masih tetap
terdengar ketika garputala itu di tempatkan di lubang dekat telinga
2.
Suara
garputala yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dibelakang telinga
masih tetap terdengar ketika garputala itu ditempatkan di depan lubang
telinga
-
Semakin
besar garputala à semakin berat suaranya
-
Garputala
dan telinga sejajar à hantaran suara bagus
-
Pada orang
tua, elastisitas membran thympany kurang
bagus sehingga indra pendengaran kurang berfungsi dengan baik
-
Membran thympany menggetarkan maleus, incus, stapes
à sehingga terdengar suara
1.2 Hasil
percobaan tempat sumber bunyi:
Benar 3 ; Salah 0
Hasil sebenarnya:
-
Kalau masih
bisa membedakan kanan kiri à normal
-
Kalau masih
bisa membedakan tengah à cukup sulit
1.3 Hasil
percobaan ketajaman pendengaran:
Kanan 58 ; Kiri
56
Hasil sebenarnya:
-
Sangat
dipengaruhi oleh kebisingan
-
Rata-rata
diatas 50CM
-
Biasanya
telinga kanan lebih jauh dari telinga kiri (pengaruh pada otak kanan dan
kiri)
|
|
f. Kesimpulan
|
:
|
Telinga terdapat
3 bagian yaitu bagian luar, tengah, dan dalam yang masing-masing memiliki
fungsinya masing-masing. Nada selain dihantarkan melalui udara, dapat
dihantarkan melalui tulang. Namun penghantar pendengaran yang paling baik
adalah udara. Sedangkan ketajaman pendengaran dapat dipengarahui oleh
kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan. Sumber suara dapat diketahui
apabila dekat dengan tempatnya. Seumber itu akan dinyatakan diseblah kiri
bila jarak antara sumber itu lebih dekat dengan telingaa
|
|
g. Daftar
Pustaka
|
:
|
Evelyn, C. Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
PT.Gramedia
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa
Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Guyton and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: CV. EGC
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Jakarta:
Tiga Serangkai
Bagian Laboratorium Fakultas
Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 1997. Buku
Pedoman Pratikum Psikologi Fa’al II. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad
Dahlan
Aryulina, Diah, dkk. 2003. Biologi untuk kelas 2 SMU. Jakarta:
Esis
Atkinson, R.L,. Atkinson,
R.C,. Hilgard, E.R. (1983). Pengantar
Psikologi. Editor: Agus Dharman, SH, M. Ed., Ph.D. & Michael
Adryanto. Jakarta. Erlangga.
Plotnik.R.(2005:127). Introductionto psychology 7th edition.
Australia: thomson&wodsworth.
|
2
|
Percobaan
|
:
|
Indera
Pendengaran
|
|
Nama Percobaan
|
:
|
Keseimbangan
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Sanela Isnaeni
Haka
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a. Tujuan
Percobaan
|
:
|
Untuk memahami
bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga
bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu:
memahami bahwa keseimbangan yang terganggu mudah dikembalikan kesedia kala;
melihat ada nya nistagmus
|
|
b. Dasar
Teori
|
:
|
Keseimbangan
adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dan bagian-bagian
dalam hubungan yang dengan ruang internal. Gangguan keseimbangan dihasilkan
dari penyakit yang mempengarahui sentral atau pathway vestibular perifer seperti penyakit vertigo. Keseimbangan
bergantung pada labirintin, penglihat (visual)
dan input somatosensorius (proprioceptif)
dan intergrasinya dalam batang orak dan sereblum. Di dalam telinga terdapat
cairan endolimph dan perilimph bila bergejolak atau goyang
menyebabkan keseimbangan seseorang akan terganggu. Telinga dibagi menjadi 3
bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam dimana masing masing bagian
memiliki fungsinya masing-masing pada telinga bagian dalam memiliki fungsi mengubah
getaran yang masuk ke dalam telinga diubah menjadi implus saraf spesifik yang
berjalan melalui nervus akustikus ke
susunan saraf pusat. Telinga bagian dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk
mempertahankan keseimbangan. Telinga bagian dalam merupakan struktur yang
kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran
membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin
membranosa dan berisi cairan endolimfe,
sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa
disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe.
Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke
bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa.
Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara
tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga.
|
|
c. Alat
yang Digunakan
|
:
|
Diri sendiri
|
|
d. Jalannya
Percobaan
|
:
|
2.1 Kedudukan
kepala dan mata normal; Jalan lurus lalu berbalik badan secara cepat seperti
buang muka ke kanan atau ke kiri
2.2 Cara karnalis semiserkularis
horizontalis; Pertama diputar kekanan 3kali oleh asisten lalu pratikan
diminta untuk berjalan lurus dan diputar lagi kekiri 3kali (Untuk pria diputar
sebanyak 5kali dan wanita 3kali)
2.3 suatu gejala
yang timbul akibat keseimbangan telinga bagian dalam terganggu sehingga
menyebabkan pandangan menjadi berkunang-kunang (pandangan kabur, kepala
menjadi pusing); Posisi pratikan rukuk tangan memegang telinga dan lutut
(secara menyilang) contohnya tangan kanan memegang telinga, tangan kiri
memegang lutut.
|
|
e. Hasil
Percobaan
|
:
|
2.1 Agak pusing
dan jalan agak miring; Hasil sebenarnya:
-
Dalam sikap
tubuh biasa pratikan dapat berjalan lurus atau tidak mengalami kesulitan
-
Dalam sikap
tubuh dengan muka dibuang ke kanan atau kekiri pratikan tidak dapat berjalan
lurus à biasanya jalan ke kanan atau kekiri
2.2 Pusing saat
diputar ke kanan; Hasil sebenarnya:
-
Percobaan
pertama biasanya mengalami kesulitan berjalan lurus itu normal karena cairan endolimph dan perilimph terganggu dan bergejolak
-
Percobaan
kedua biasanya tidak mengalami kesulitan untuk berjalan lurus seperti
percobaan pertama, karena cairan endolimph
dan perilimph normal kembali
2.3 Pusing; Hasil
sebenarnya:
-
Biasanya
pandangan menjadi kabur dan berkunang-kunang
-
Apa yang
dilihat menjadi berputar-putar
|
|
f. Catatan
|
:
|
-
Telinga
dibagi menjadi 3 (luar, tengah, dalam)
-
Bagian luar:
daun telinga, cuping telinga, liang telinga membrane thympany
-
Bagian
tengah: M.I.S (Maleus, Incus, Stapes) atau Malas (Martil,
landasan, sangurdi)
-
Bagian
dalam: Rumah siput atau Cochlea à ada 2 macam cairan yaitu endolimph dan perilimph yang
membuat kita seimbang ketika berjalan
-
Pada telinga
bagian dalam terdiri dua ruangan yang berhubungan satu degan yang lain.
Ruangan tersebut tidak teratur disebut Labyrinthus
-
Labyrinthus ada 2:
v Ossesusà dinding tulang terdiri dari serambi (vestibulum), saluran gelung (canalissemi cularis), dan rumah siput
atau cochles
v Membranicusà Membrane terdiri dari sacuka,
orticula, 3 buah saluran gelung dan rumah siput yang merupakan bagian
yang berhubungan dengan sachula
donatrichula
-
Syaraf
kranial à auditorius
|
|
g. Kesimpulan
|
:
|
Keseimbangan
adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh. Terjadinya ketidakseimbangan
disebabkan oleh cairan endolimph dan
perilimph yang terdapat pada
telinga bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorang
terganggu, namun hal tersebut mudah dikembalikan seperti sediakala: melihat
adanya nistagmus (gerakan mata yang
cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah). Telinga bagian dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.
Telinga bagian dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari
serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan.
|
|
h.
Daftar
Pustaka
|
:
|
Atkinson, R.L,. Atkinson,
R.C,. Hilgard, E.R. (1983). Pengantar
Psikologi. Editor: Agus Dharman, SH, M. Ed., Ph.D. & Michael
Adryanto. Jakarta. Erlangga.
Plotnik.R.(2005:127). Introductionto psychology 7th edition.
Australia: thomson&wodsworth.
Guyton and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: CV. EGC
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Jakarta:
Tiga Serangkai
Evelyn, C. Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta:
PT.Gramedia
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar