Minggu, 20 Juli 2014

Laporan Pratikum Psikologi Faal: Indera Pendengaran

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa
:
Sanela Isnaeni
Nama Asisten
:

NPM
:
18513235
Paraf Asisten
:

Tanggal Pemeriksa
:





1

Percobaan
:
Pendengaran (Penghantar Aerotymponal dan Craniotymponal pada pendengaran)

Nama Percobaan
:
1.1 Rine
1.2 Tempat Sumber Bunyi
1.3 Pemeriksaan Ketajaman Pendengaran

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isnaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
1.1 Untuk membuktikan bahwa tramisi melalui  udara lebih baik dari pada tulang
1.2 Untuk menentukan sumber bunyi
1.3 Untuk memeriksa ketajaman pendengaran

b.    Dasar Teori
:
Telinga adalah organ penginderaan dengan fungsi ganda dan kompleks (pendengaran dan keseimbangan). Indera pendengaran berperan penting pada partisipasi seseorang dalam aktivitas kehidupan sehari-hari. Sangat penting untuk perkembangan normal dan pemeliharaan bicara, dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain melalui bicara tergantung pada kemampuan mendengar.
Dasar menentukan suatu gangguan pendengaran akibat kebisingan adalah adanya pergeseran ambang pendengaran, yaitu selisih antara ambang pendengaran pada pengukuran sebelumnya dengan ambang pendengaran setelah adanya pajanan bising (satuan yang dipakai adalah desibel (dB). Telinga manusia terdiri dari 3 bagian:
         1.         Telinga luar, yang memiliki fungsi menangkap rangsangan getaran suara atau bunyi dari luar. Telinga luar terdiri dari daun telinga dan liang telinga luar
         2.         Telinga tengah atau ruang timpani, berfungsi untuk menghantarkan suara atau bunyi dari telinga luar ke telinga dalam. Pada telinga bagian tengah terdapat tulang-tulang pendengaran yaitu martil, inkus, dan stapes.
         3.         Telinga dalam, berfungsi menerima getaran suara atau bunyi yang disampaikan oleh telinga tengah. Didalam telinga bagian dalam terdapat koklea atau yang biasa dikenal dengan rumah siput, koklea adalah saluran spiral yang terdiri atas skala vestibuli terletak dibagian dorsal, skala media terletak dibagian tengah, dan skala timpani terletak dibagian ventral serta berisi cairan perilimf dan permukaan dalamnya merupakan tempat bermuara saraf. Ujung saraf terebut peka terhadap getaran yang ditimbulkan oleh cairan tersebut. Semua ujung saraf tersebut membentuk saraf pendengaran. Suara ditimbukan oleh getaran yang dikenal sebagai gelombang suara yang kecepatan dan volumenya berbeda-beda. Proses penghantaran suara dapat melalui berbagai medium, yaitu:
a.       Pengahantar udara
b.      Penghantar suara melalui tulang
c.       Penghantar tulang telinga tengah
Reseptor pendengaran dan keseimbangan terdapat didalam telinga. Reseptor ini berupa sel-sel yang berbentuk rambut. Suara merupakan gelombang mekanik yang rambatannya seperti udara, air, dan benda padat. Manusia dapat mendengar suara pada frekuensi antara 20-20000 getaran perdetik (Hz) dan tidak dapat mendengar dibawah 20 Hz dan diatas 20000 Hz. Ketika pada saat percobaan pertama atau Rine garputala yang digetarkan terdapat urutan gelombang komprensi dan ekspansi. Jika gapura tala membuat 100 kali getaran perdetik, maka akan terdapat gelombang suara dengan 100 komprensi perdetik (yaitu, 100 Hz). Bunyi yang tekanannya terkorelasi dengan gelombang sinus disebut nada murni, bentuk gelombang bunyi apapun (tidak peduli betapa kompleksnya) dapat dipecah menjadi serangkaian gelombang sinus yang berbeda dengan amplitudo yang sesuai. Bila gelombang sinus tersebut dirambahkan lagi, hasilnya akan sama dengan bentuk gelombang aslinya.
Pada proses pendengaran terdapat teori mengenal sumber bunyi, yaitu bunyi yang datang dari suatu sumber yang ada didalam bidang median yang melalui tubuh manusia dan terdapat dimuka, diaas ataupun dibelakangnya akan mencapai telinga dalam waktu bersamaan. Apabila sumber berada disebelah kiri, maka telinga kiri yang lebih dulu mendengaranya. Oleh karena itu timbul kesan bahwa sumber bunyi itu datang secara terus menurus pada waktu yang sama pada kedua telinga kita, kita akan kesulitan untuk menentukan sumber bunyi.

c.    Alat yang Digunakan
:
1.1 Garputala
1.2 Pipa karet
1.3 Stopwatch dan meteran

d.   Jalannya Percobaan
:
1.1 Ketukan garuptala ke suatu benda yang bersifat besi lalu:
         1.         Taruh diatas kepada setelah menghilang suaranya dekatkan ke dekat lubang telinga
         2.         Taruh dibelakang telinga tidak boleh menyentuh rambut atau kepala setelah menghilang suaranya taruh ke dekat lubang telinga
1.2 Pegang pipa karet, lalu pada kedua ujung nya ditaru didepan lubang telinga. Lalu asisten akan menekan kanan, kiri, atau tengah secara acak dan pratikan diminta untuk menjawab
1.3 Asisten menaru stopwatch pada depan lubang telinga lalu dijauhkan secara perlahan oleh asisten selama itu pratikan diminta untuk mendengar suara stopwatch itu sehingga tidak terdengar lagi, jika sudah tidak terdengar pratikan diminta untuk bilang stop lalu akan diukur jauhnya ketajaman pratikan dapat mendengar detakan stopwatch

e.    Hasil Percobaan
:
1.1 Hasil percobaan Rine:
         1.         Terdengar suara mendengung dengan frekuensi kecil
         2.         Terdengar suara mendengung dengan frekuensi besar
Hasil sebenarnya:
         1.         Suara nada garputala yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dipuncak kepa masih tetap terdengar ketika garputala itu di tempatkan di lubang dekat telinga
         2.         Suara garputala yang sudah tidak terdengar ketika ditempatkan dibelakang telinga masih tetap terdengar ketika garputala itu ditempatkan di depan lubang telinga
-        Semakin besar garputala à semakin berat suaranya
-        Garputala dan telinga sejajar à hantaran suara bagus
-        Pada orang tua, elastisitas membran thympany kurang bagus sehingga indra pendengaran kurang berfungsi dengan baik
-        Membran thympany menggetarkan maleus, incus, stapes à sehingga terdengar suara
1.2 Hasil percobaan tempat sumber bunyi:
Benar 3 ; Salah 0
Hasil sebenarnya:
-        Kalau masih bisa membedakan kanan kiri à normal
-        Kalau masih bisa membedakan tengah à cukup sulit
1.3 Hasil percobaan ketajaman pendengaran:
Kanan 58 ; Kiri 56
Hasil sebenarnya:
-        Sangat dipengaruhi oleh kebisingan
-        Rata-rata diatas 50CM
-        Biasanya telinga kanan lebih jauh dari telinga kiri (pengaruh pada otak kanan dan kiri)

f.     Kesimpulan
:
Telinga terdapat 3 bagian yaitu bagian luar, tengah, dan dalam yang masing-masing memiliki fungsinya masing-masing. Nada selain dihantarkan melalui udara, dapat dihantarkan melalui tulang. Namun penghantar pendengaran yang paling baik adalah udara. Sedangkan ketajaman pendengaran dapat dipengarahui oleh kebisingan yang ditimbulkan dari lingkungan. Sumber suara dapat diketahui apabila dekat dengan tempatnya. Seumber itu akan dinyatakan diseblah kiri bila jarak antara sumber itu lebih dekat dengan telingaa

g.    Daftar Pustaka
:
Evelyn, C. Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.Gramedia
Syaifuddin. 2009. Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan, Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Guyton and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: CV. EGC
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Jakarta: Tiga Serangkai
Bagian Laboratorium Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan. 1997. Buku Pedoman Pratikum Psikologi Fa’al II. Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Aryulina, Diah, dkk. 2003. Biologi untuk kelas 2 SMU. Jakarta: Esis
Atkinson, R.L,. Atkinson, R.C,. Hilgard, E.R. (1983). Pengantar Psikologi. Editor: Agus Dharman, SH, M. Ed., Ph.D. & Michael Adryanto. Jakarta. Erlangga.
Plotnik.R.(2005:127). Introductionto psychology 7th edition. Australia: thomson&wodsworth.



2
Percobaan
:
Indera Pendengaran

Nama Percobaan
:
Keseimbangan

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isnaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk memahami bahwa cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu: memahami bahwa keseimbangan yang terganggu mudah dikembalikan kesedia kala; melihat ada nya nistagmus

b.    Dasar Teori
:
Keseimbangan adalah kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan tubuh dan bagian-bagian dalam hubungan yang dengan ruang internal. Gangguan keseimbangan dihasilkan dari penyakit yang mempengarahui sentral atau pathway vestibular perifer seperti penyakit vertigo. Keseimbangan bergantung pada labirintin, penglihat (visual) dan input somatosensorius (proprioceptif) dan intergrasinya dalam batang orak dan sereblum. Di dalam telinga terdapat cairan endolimph dan perilimph bila bergejolak atau goyang menyebabkan keseimbangan seseorang akan terganggu. Telinga dibagi menjadi 3 bagian yaitu telinga luar, tengah, dan dalam dimana masing masing bagian memiliki fungsinya masing-masing pada telinga bagian dalam memiliki fungsi mengubah getaran yang masuk ke dalam telinga diubah menjadi implus saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke susunan saraf pusat. Telinga bagian dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Telinga bagian dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan. Saluran-saluran membranosa membentuk labirin membranosa dan berisi cairan endolimfe, sedangkan rongga-rongga tulang yang di dalamnya berada labirin membranosa disebut labirin tulang (labirin osseosa). Labirin tulang berisi cairan perilimfe.
Nistagmus adalah gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Arah dari gerakan tersebut bisa membantu dalam menegakkan diagnosa. Nistagmus bisa dirangsang dengan menggerakkan kepala penderita secara tiba-tiba atau dengan meneteskan air dingin ke dalam telinga.

c.    Alat yang Digunakan
:
Diri sendiri

d.   Jalannya Percobaan
:
2.1 Kedudukan kepala dan mata normal; Jalan lurus lalu berbalik badan secara cepat seperti buang muka ke kanan atau ke kiri
2.2 Cara karnalis semiserkularis horizontalis; Pertama diputar kekanan 3kali oleh asisten lalu pratikan diminta untuk berjalan lurus dan diputar lagi kekiri 3kali (Untuk pria diputar sebanyak 5kali dan wanita 3kali)
2.3 suatu gejala yang timbul akibat keseimbangan telinga bagian dalam terganggu sehingga menyebabkan pandangan menjadi berkunang-kunang (pandangan kabur, kepala menjadi pusing); Posisi pratikan rukuk tangan memegang telinga dan lutut (secara menyilang) contohnya tangan kanan memegang telinga, tangan kiri memegang lutut.

e.    Hasil Percobaan
:
2.1 Agak pusing dan jalan agak miring; Hasil sebenarnya:
-        Dalam sikap tubuh biasa pratikan dapat berjalan lurus atau tidak mengalami kesulitan
-        Dalam sikap tubuh dengan muka dibuang ke kanan atau kekiri pratikan tidak dapat berjalan lurus à biasanya jalan ke kanan atau kekiri
2.2 Pusing saat diputar ke kanan; Hasil sebenarnya:
-        Percobaan pertama biasanya mengalami kesulitan berjalan lurus itu normal karena cairan endolimph dan perilimph terganggu dan bergejolak
-        Percobaan kedua biasanya tidak mengalami kesulitan untuk berjalan lurus seperti percobaan pertama, karena cairan endolimph dan perilimph normal kembali
2.3 Pusing; Hasil sebenarnya:
-        Biasanya pandangan menjadi kabur dan berkunang-kunang
-        Apa yang dilihat menjadi berputar-putar

f.     Catatan
:
-        Telinga dibagi menjadi 3 (luar, tengah, dalam)
-        Bagian luar: daun telinga, cuping telinga, liang telinga membrane thympany
-        Bagian tengah: M.I.S (Maleus, Incus, Stapes) atau Malas (Martil, landasan, sangurdi)
-        Bagian dalam: Rumah siput atau Cochlea à ada 2 macam cairan yaitu endolimph dan perilimph yang membuat kita seimbang ketika berjalan
-        Pada telinga bagian dalam terdiri dua ruangan yang berhubungan satu degan yang lain. Ruangan tersebut tidak teratur disebut Labyrinthus
-        Labyrinthus ada 2:
v  Ossesusà dinding tulang terdiri dari serambi (vestibulum), saluran gelung (canalissemi cularis), dan rumah siput atau cochles
v  Membranicusà Membrane terdiri dari sacuka, orticula, 3 buah saluran gelung dan rumah siput yang merupakan bagian yang berhubungan dengan sachula donatrichula
-        Syaraf kranial à auditorius

g.    Kesimpulan
:
Keseimbangan adalah kemampuan mempertahankan sikap tubuh. Terjadinya ketidakseimbangan disebabkan oleh cairan endolimph dan perilimph yang terdapat pada telinga bila bergejolak (goyang) akan menyebabkan keseimbangan seseorang terganggu, namun hal tersebut mudah dikembalikan seperti sediakala: melihat adanya nistagmus (gerakan mata yang cepat dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah). Telinga bagian dalam juga mengandung organ vestibuler yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan. Telinga bagian dalam merupakan struktur yang kompleks, terdiri dari serangkaian rongga-rongga tulang dan saluran membranosa yang berisi cairan.

h.    Daftar Pustaka
:
Atkinson, R.L,. Atkinson, R.C,. Hilgard, E.R. (1983). Pengantar Psikologi. Editor: Agus Dharman, SH, M. Ed., Ph.D. & Michael Adryanto. Jakarta. Erlangga.
Plotnik.R.(2005:127). Introductionto psychology 7th edition. Australia: thomson&wodsworth.
Guyton and Hall. 1997. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: CV. EGC
Pujianto, Sri. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 2. Jakarta: Tiga Serangkai
Evelyn, C. Pearce. 2000. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT.Gramedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar