Minggu, 20 Juli 2014

Laporan Pratikum Psikologi Faal: Indera Penciuman dan Perasa

LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa
:
Sanela Isnaeni Haka
Nama Asisten
:

NPM
:
18513235
Paraf Asisten
:

Tanggal Pemeriksa
:





1
Percobaan
:
Indera Penciuman

Nama Percobaan
:
1.1 Cara kerja bau dupa dan hio
1.2 Cara kerja membedakan wewangian

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isnaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk membuktikan bahwa zat yang dibaui adalah berupa gas dan membedakan beberapa wewangian mulai dari bau yang tidak enak sampai bau yang enak

b.    Dasar Teori
:
Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan melalui aroma yang dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman adalah hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai alat penciuman. Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara yang masuk kedalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh kita melalui hidung. Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan masuk ke saluran hidung dan mengenai olfactory membrane. Manusia memiliki kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara masuk, maka sl-sel ini akan mengirimkan impuls saraf. Hidung manusia di bagi menjadi dua bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan membran yang mensekresi lendir lengket. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita yang di sebut dengan Palate. Mucous membrane berfungsi menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru. Indera penciuman mendeteksi zat yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian pendeteksi bau (smell receptors). Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke  olfactory bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung kita. Reseptor-reseptor olfaktari berlokasi dibagian atas hidung, melekat pada lapisan jaringan tertutup-lendir disebut olfactoriy mucosa (mukosa olfaktori). Dendrit-dendrit mereka berlokasi disaluran-saluran nasal, dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian porus ditulang tengkorak (cribriform plate) dan memasuki olfactary bulbs (bulbus olfaktari), yang bersinapsis pada neuron-neuron yang berproyeksi melalui taktrus alfactory ke otak.  Ketidak mampuan untuk mencium disebut anosmia: penyebab neurologis paling lazim anosmia adalah pukulan dikepala yang menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong saraf-saraf olfaktori yang berjalan memalui cribiform plate.

c.    Alat yang Digunakan
:
1.1 Hio, dupa, lilin, dan korek api
1.2 Slayer dan 6 jenis wewangian

d.   Jalannya Percobaan
:
1.1 Pada percobaan pertama pratikan diminta untuk membedakan bau dupa dan hio setelah ataupun sebelum dibakar. Pada tahap pertama pratikan mencium bau dupa atau hio yang belum dibakar dan setelah dibakar setelah itu pratikan diminta untuk mengamati perbedaannya
1.2  Pada percobaan kedua pratikan diminta untuk menutup matanya dan mencium 6 jenis wewangian yang diberikan oleh asisten. Setelah pratikan mencium 6 jenis wewangian tersebut pratikan menulis hasil nya dengan keadaan mata tertutup.

e.    Hasil Percobaan
:
1.1 Hasil Percobaan cara kerja dupa dan hio: Dupa: Sebelum dibakar wangi dan sesudah dibakar wanginya lebih terasa; Hio: sebelum dibakar baunya seperti bau gosong, namun setelah dibakar yang tercium bau asap
Hasil sebenarnya:
-        Hio dan dupa lebih kuat baunya ketika dibakar
-        Karena concha nasal superior hanya menerima rangsangan benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas
1.2 Hasil percobaan cara kerja membedakan wewangian: Saya hanya mencium wangi mangga, pandan, melati, dan pisang.
Hasil Sebenarnya: Mawar, Jambu Biji, Mangga, Pandan, Melati, Pisang.
-        Biasanya dalam hal kemampuan mengingat bau wanita lebih baik
-        Proposisinya dari 5 macam wewangian (wanita 5; pria)
-        Hal ini disebabkan karena pada wanita ruang dalam menerima gas concha nasal superior lebih luas
-        Semakin tajam wangi à semakin mudah dikenal
-        Semakin lembut wangi à sulit dikenal

f.     Catatan
:
-        Syaraf kranial disebut juga olfactory
-        Manusia dapat membedakan berbagai macam bau, bukan karena memiliki reseptor pembau, namun ditentukan dalam prinsip-prinsip komposisi componet principle.
-        Organ pembau hanya memiliki 7 reseptor, namun dapat membaui lebih dari 600 aroma
-        System olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut chemoreseptor
-        System olfaction terdapat dihidung bagian atas concha nasal superior yang peka dalam penciuman dan dekat dengan syaraf olfaktorius
-        Penciuman pada manusia secara umum unsur yang mempengarhui:
                                 1.         Fisik à Hidung mancung lebih speasifik terhadap bau
                                 2.         Fisiologis à Manusia yang PMS lebih sensitif
-        Kemampuan membau pada makhluk hidup
                                 1.         Susunan rongga hidung, hidung mancung lebih peka
                                 2.         Variasi fisologis à Wanita PMS dan hamil muda memiliki penciuman yang lebih peka
                                 3.         Speasi à Anjing, karena kemampuan survival tergantung pada pembauan
                                 4.         Konsentrasi bau à Bau busuk akan lebih tercium

g.    Kesimpulan
:
Hio dan dupa merupakan zat yang dapat menyebabkan perangsangan penciuman setelah dibakar. Akibat pembakaran zat tersebut bercampur dengan udara dan menguap sehingga merangsang sel – sel olfaktoria dan masuk kedaerah superior hidung , kemudian reseptor – reseptor olfaktoria memberi respon terhadap bua kemenyan tersebut . Dan darii percobaan tersebut OP juga mempunyai indera penciuman yang baik.

h.    Daftar Pustaka
:
Yayat Ibayati , Dra, Melani Kurniasih , Spd , dan Bagod Sudjadi , m.ED , Dr , (2000) . Prestasi Biologi 2 . Bandung : Ganesha Exact .
Evelyn C.Pearce. (2000). Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis . Jakarta: PT. Gramedia
Puspitawati, Ira. (1998). Psikologi Faal. Depok: Universitas Gunadarma
Bagian Laboratorium Fakultas Psikolofi Universita Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Guyton and Hall. (1997) . Fisiologi Kedokteran.
        Jakarta : CV. EGC



2
Percobaan
:
Indera Pengecap

Nama Percobaan
:
Merasakan berbagai macam rasa

Nama Subjek Percobaan
:
Sanela Isnaeni Haka

Tempat Percobaan
:
Laboratorium Psikologi Faal

a.    Tujuan Percobaan
:
Untuk memahami dan mengatahui bahwa lidah adalah alat pengecap rasa serta membuat peta rasa

b.    Dasar Teori
:
Lidah memiliki hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebgian besar terdiri atas dua kelompok otot yaitu: otot instrinsik dimana lidah melakukan semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengkaitkan lidah pada bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat penting pada saat mengunyah dn menelan lidah menyodok makanan, menekannya pada langit-langit dan gigi. Dan akhirnya mendorong masuk faring. Kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan
direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak masing-masing rasa berbeda-beda. Rasa asin; lidah bagian depan, rasa manis; lidah bagian tepi, rasa asam; lidah bagian samping, rasa pahit; lidah bagian belakang. Lidah mempunyai lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk tertentu, yaitu:
                               1.         Tonjolan berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat dibagian depan lidah.
                               2.          Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang disebut papilla fungiformis, banyak terdapat dibagian depan dan sisi lidah.
                               3.         Tonjolan yang berbentuk bulat yang disebut papilla circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian belakang lidah.
Di dalam satu papila terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua jens sel, yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang  dan sel pengecap yang memiliki tonjolan seperti rambut keluar dari tunas pengecap. Leher dari semua sel ini berhubungan satu sama lain ke sel epitel sekelilingnya sehingga reseptor yang terpapar ke cairan dalam rongga mulut merupakan mahkota apeks mikrofilinya. Tiap tunas pengecap disarafi oleh 50 serabut saraf dan tiap serabut saraf menerima rata-rata 5 tunas pengecap. Jika saraf sensori dipotong, maka tunas pengecap yang disarafinya akan berdegenerasi kemudian hilang.
Pada sistem gustatory terdapat saraf kranial bgian facial (VII), glossopharyngeal (IX), dan vagus (X). Ketidakmampuan dalam membau disebut anosmia sedangkan ketidakmampuan dalam perasa disebut ageusia. Penyebab neurologis yang paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan bergesernya otak di dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory karena masuk ke dalam lubang-lubang permiabel di cribriform plate.

c.    Alat yang Digunakan
:
Cotton bud, 8 larutan rasa, dan sapu tangan kecil

d.   Jalannya Percobaan
:
Pada percobaan kali ini pratikan diminta untuk merasakan 8 larutan yang telah disedikan dengan menggunakan cotton bud. Pertama-tama masukan salah satu ujung cotton bud ke dalam larutan pertama lalu rasakan menggunakan lidah setelah mengatahui hasilnya catat hasilnya dan bersihkan lidah menggunakan sapu tangan lalu ulangi pada larutan kedua, ketiga, hingga kedelapan dengan cara seperti itu

e.    Hasil Percobaan
:
Hasil percobaan merasakan berbagai macam rasa:
         1.         Manis
         2.         Asin
         3.         Asam
         4.         Pedas
         5.         Pedas asin
         6.         Pedas asam
         7.         Pedas pahit
         8.         Pahit
Hasil sebenarnya:
         1.         Manis
         2.         Asin
         3.         Asam
         4.         Pedas manis
         5.         Pedas asin
         6.         Pedas asam
         7.         Pedas pahit
         8.         Pahit

f.     Kesimpulan
:
Lidah merupakan bagian tubuh terpenting untuk indera pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit, dan manis. Manusia dapat membedakan perbedaan rasa dikarena pada lidah terdapat reseptor perasa yang dapat membedakan rasa yang disebut taste buds. Lidah mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.

g.    Daftar Pustaka
:
Puspitawati, Ira. (1999). Psikologi Faal. Depok: Penerbit Universitas Gunadarma
Evelyn C, Pearce. (2000). Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Aryulina, Diah, dkk. (2007). Biologi untuk kelas 2 SMU. Jakarta: Esis
Syaifuddin. (2009) . Anatomi Tubuh Manusia untuk Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Bagian Laboratorium Fakultas Psikolofi Universita Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universita Ahmad Dahlan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar