LAPORAN
PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL
Nama Mahasiswa
|
:
|
Sanela Isnaeni Haka
|
Nama Asisten
|
:
|
|
NPM
|
:
|
18513235
|
Paraf Asisten
|
:
|
|
Tanggal Pemeriksa
|
:
|
|
|
|
|
1
|
Percobaan
|
:
|
Indera Penciuman
|
|
Nama Percobaan
|
:
|
1.1 Cara kerja
bau dupa dan hio
1.2 Cara kerja
membedakan wewangian
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Sanela Isnaeni
Haka
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a. Tujuan
Percobaan
|
:
|
Untuk membuktikan
bahwa zat yang dibaui adalah berupa gas dan membedakan beberapa wewangian
mulai dari bau yang tidak enak sampai bau yang enak
|
|
b. Dasar
Teori
|
:
|
Indera penciuman
adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan melalui aroma yang
dihasilkan. Organ tubuh yang berhubungan dengan indera penciuman adalah
hidung, selain sebagai alat pernafasan hidung juga berfungsi sebagai alat
penciuman. Hidung juga berperan dalam resonasi suara dan menyaring udara yang
masuk kedalamnya. Berbagai jenis bau wangi maupun busuk dapat dicium oleh
kita melalui hidung. Organ pembau hanya memiliki tujuh reseptor namun dapat
membedakan lebih dari 600 aroma yang berbeda. Penciuman (olfaction) terjadi karena adanya molekul-molekul yang menguap dan
masuk ke saluran hidung dan mengenai olfactory
membrane. Manusia memiliki
kira-kira 10000 sel reseptor berbentuk rambut. Bila molekul udara masuk, maka
sl-sel ini akan mengirimkan impuls saraf. Hidung manusia di bagi menjadi dua
bagian rongga yang sama besar yang di sebut dengan Nostril. Dinding pemisah di sebut dengan septum, septum terbuat
dari tulang yang sangat tipis. Rongga hidung di lapisi dengan rambut dan
membran yang mensekresi lendir lengket. Rongga hidung (nasal cavity) berfungsi untuk mengalirkan udara dari luar ke
tenggorokan menuju paru paru. Rongga hidung ini di hubungkan dengan bagian
belakang tenggorokan. Rongga hidung di pisahkan oleh langit-langit mulut kita
yang di sebut dengan Palate. Mucous membrane berfungsi
menghangatkan udara dan melembabkannya. Bagian ini membuat mucus (lendir atau
ingus) yang berguna untuk menangkap debu, bakteri, dan partikel-partikel
kecil lainnya yang dapat merusak paru-paru. Indera penciuman mendeteksi zat
yang melepaskan molekul-molekul di udara. Dia atap rongga hidung terdapat olfactory epithelium yang sangat
sensitif terhadap molekul-molekul bau, karena pada bagian ini ada bagian
pendeteksi bau (smell receptors).
Receptor ini jumlahnya sangat banyak ada sekitar 10 juta. Ketika partikel bau
tertangkap oleh receptor, sinyal akan di kirim ke olfactory
bulb melalui saraf olfactory. Bagian inilah yang mengirim sinyal ke otak
dan kemudian di proses oleh otak bau apakah yang telah tercium oleh hidung
kita. Reseptor-reseptor olfaktari berlokasi dibagian atas hidung, melekat
pada lapisan jaringan tertutup-lendir disebut olfactoriy mucosa (mukosa olfaktori). Dendrit-dendrit mereka
berlokasi disaluran-saluran nasal, dan akson-aksonnya melalui sebuah bagian
porus ditulang tengkorak (cribriform
plate) dan memasuki olfactary bulbs
(bulbus olfaktari), yang bersinapsis pada neuron-neuron yang berproyeksi
melalui taktrus alfactory ke
otak. Ketidak mampuan untuk mencium
disebut anosmia: penyebab neurologis paling lazim anosmia adalah pukulan
dikepala yang menyebabkan displacement otak dalam tengkorak dan memotong
saraf-saraf olfaktori yang berjalan memalui cribiform plate.
|
|
c. Alat
yang Digunakan
|
:
|
1.1 Hio, dupa,
lilin, dan korek api
1.2 Slayer dan 6
jenis wewangian
|
|
d. Jalannya
Percobaan
|
:
|
1.1 Pada
percobaan pertama pratikan diminta untuk membedakan bau dupa dan hio setelah
ataupun sebelum dibakar. Pada tahap pertama pratikan mencium bau dupa atau
hio yang belum dibakar dan setelah dibakar setelah itu pratikan diminta untuk
mengamati perbedaannya
1.2 Pada percobaan kedua pratikan
diminta untuk menutup matanya dan mencium 6 jenis wewangian yang diberikan
oleh asisten. Setelah pratikan mencium 6 jenis wewangian tersebut pratikan
menulis hasil nya dengan keadaan mata tertutup.
|
|
e. Hasil
Percobaan
|
:
|
1.1 Hasil
Percobaan cara kerja dupa dan hio: Dupa: Sebelum dibakar wangi dan sesudah
dibakar wanginya lebih terasa; Hio: sebelum dibakar baunya seperti bau
gosong, namun setelah dibakar yang tercium bau asap
Hasil sebenarnya:
-
Hio dan dupa
lebih kuat baunya ketika dibakar
-
Karena concha nasal superior hanya menerima
rangsangan benda-benda yang dapat menguap dan berwujud gas
1.2 Hasil percobaan
cara kerja membedakan wewangian: Saya hanya mencium wangi mangga, pandan,
melati, dan pisang.
Hasil Sebenarnya:
Mawar, Jambu Biji, Mangga, Pandan, Melati, Pisang.
-
Biasanya
dalam hal kemampuan mengingat bau wanita lebih baik
-
Proposisinya
dari 5 macam wewangian (wanita 5; pria)
-
Hal ini
disebabkan karena pada wanita ruang dalam menerima gas concha nasal superior lebih luas
-
Semakin
tajam wangi à semakin mudah dikenal
-
Semakin
lembut wangi à sulit dikenal
|
|
f. Catatan
|
:
|
-
Syaraf
kranial disebut juga olfactory
-
Manusia
dapat membedakan berbagai macam bau, bukan karena memiliki reseptor pembau,
namun ditentukan dalam prinsip-prinsip komposisi componet principle.
-
Organ pembau
hanya memiliki 7 reseptor, namun dapat membaui lebih dari 600 aroma
-
System olfaction dapat menerima stimulus benda-benda kimia sehingga reseptornya disebut chemoreseptor
-
System
olfaction terdapat dihidung bagian atas concha
nasal superior yang peka dalam penciuman
dan dekat dengan syaraf olfaktorius
-
Penciuman
pada manusia secara umum unsur yang mempengarhui:
1.
Fisik à Hidung mancung lebih speasifik terhadap bau
2.
Fisiologis à Manusia yang PMS lebih sensitif
-
Kemampuan
membau pada makhluk hidup
1.
Susunan
rongga hidung, hidung mancung lebih peka
2.
Variasi
fisologis à Wanita PMS dan hamil muda memiliki penciuman yang lebih peka
3.
Speasi à Anjing, karena kemampuan survival tergantung pada
pembauan
4.
Konsentrasi
bau à Bau busuk akan lebih tercium
|
|
g. Kesimpulan
|
:
|
Hio dan dupa
merupakan zat yang dapat menyebabkan perangsangan penciuman setelah dibakar.
Akibat pembakaran zat tersebut bercampur dengan udara dan menguap sehingga
merangsang sel – sel olfaktoria dan
masuk kedaerah superior hidung , kemudian reseptor – reseptor olfaktoria memberi respon terhadap bua
kemenyan tersebut . Dan darii percobaan tersebut OP juga mempunyai indera
penciuman yang baik.
|
|
h. Daftar
Pustaka
|
:
|
Yayat Ibayati ,
Dra, Melani Kurniasih , Spd , dan Bagod Sudjadi , m.ED , Dr , (2000) . Prestasi Biologi 2 . Bandung : Ganesha
Exact .
Evelyn C.Pearce. (2000).
Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis
. Jakarta: PT. Gramedia
Puspitawati, Ira.
(1998). Psikologi Faal. Depok:
Universitas Gunadarma
Bagian
Laboratorium Fakultas Psikolofi Universita Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.
Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan
Guyton and Hall. (1997)
. Fisiologi Kedokteran.
Jakarta : CV. EGC
|
2
|
Percobaan
|
:
|
Indera Pengecap
|
|
Nama Percobaan
|
:
|
Merasakan
berbagai macam rasa
|
|
Nama Subjek Percobaan
|
:
|
Sanela Isnaeni
Haka
|
|
Tempat Percobaan
|
:
|
Laboratorium
Psikologi Faal
|
|
a. Tujuan
Percobaan
|
:
|
Untuk memahami
dan mengatahui bahwa lidah adalah alat pengecap rasa serta membuat peta rasa
|
|
b. Dasar
Teori
|
:
|
Lidah memiliki
hubungan yang sangat erat dengan indera khusus pengecap. Lidah sebgian besar
terdiri atas dua kelompok otot yaitu: otot instrinsik dimana lidah melakukan
semua gerakan halus, sementara otot ekstrinsik mengkaitkan lidah pada
bagian-bagian sekitarnya serta melakukan gerakan-gerakan kasar yang sangat
penting pada saat mengunyah dn menelan lidah menyodok makanan, menekannya
pada langit-langit dan gigi. Dan akhirnya mendorong masuk faring.
Kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis.
Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan
direspon oleh
lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak masing-masing rasa berbeda-beda.
Rasa asin; lidah bagian depan, rasa manis; lidah bagian tepi, rasa asam;
lidah bagian samping, rasa pahit; lidah bagian belakang. Lidah mempunyai
lapisan mukosa yang menutupi bagian atas lidah, dan permukaannya tidak rata
karena ada tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla
ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan. Apabila pada bagian
lidah tersebut tidak terdapat papilla
lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa. Papilla atau tonjolan-tonjolan pada lidah memiliki bentuk-bentuk
tertentu, yaitu:
1.
Tonjolan
berbentuk seperti benang-benang halus yang disebut dengan Papilla filiformis, banyak terdapat
dibagian depan lidah.
2.
Tonjolan berbentuk seperti kepala jamur yang
disebut papilla fungiformis, banyak
terdapat dibagian depan dan sisi lidah.
3.
Tonjolan
yang berbentuk bulat yang disebut papilla
circumvalata, tersusun seperti huruf V terbalik, banyak terdapat dibagian
belakang lidah.
Di dalam satu
papila terdapat banyak tunas pengecap. Setiap tunas pengecap terdiri dari dua
jens sel, yaitu sel penyokong yang berfungsi untuk menopang dan sel pengecap yang memiliki tonjolan
seperti rambut keluar dari tunas pengecap. Leher dari semua sel ini
berhubungan satu sama lain ke sel epitel sekelilingnya sehingga reseptor yang
terpapar ke cairan dalam rongga mulut merupakan mahkota apeks mikrofilinya.
Tiap tunas pengecap disarafi oleh 50 serabut saraf dan tiap serabut saraf
menerima rata-rata 5 tunas pengecap. Jika saraf sensori dipotong, maka tunas
pengecap yang disarafinya akan berdegenerasi kemudian hilang.
Pada sistem
gustatory terdapat saraf kranial bgian facial (VII), glossopharyngeal (IX),
dan vagus (X). Ketidakmampuan dalam membau disebut anosmia sedangkan ketidakmampuan dalam perasa disebut ageusia. Penyebab neurologis yang
paling umum adalah benturan pada kepala yang menyebabkan bergesernya otak di
dalam tengkorak dan mengoyak saraf-saraf olfactory
karena masuk ke dalam lubang-lubang permiabel di cribriform plate.
|
|
c. Alat
yang Digunakan
|
:
|
Cotton bud, 8
larutan rasa, dan sapu tangan kecil
|
|
d. Jalannya
Percobaan
|
:
|
Pada percobaan
kali ini pratikan diminta untuk merasakan 8 larutan yang telah disedikan
dengan menggunakan cotton bud. Pertama-tama masukan salah satu ujung cotton
bud ke dalam larutan pertama lalu rasakan menggunakan lidah setelah
mengatahui hasilnya catat hasilnya dan bersihkan lidah menggunakan sapu
tangan lalu ulangi pada larutan kedua, ketiga, hingga kedelapan dengan cara
seperti itu
|
|
e. Hasil
Percobaan
|
:
|
Hasil percobaan
merasakan berbagai macam rasa:
1.
Manis
2.
Asin
3.
Asam
4.
Pedas
5.
Pedas asin
6.
Pedas asam
7.
Pedas pahit
8.
Pahit
Hasil sebenarnya:
1.
Manis
2.
Asin
3.
Asam
4.
Pedas manis
5.
Pedas asin
6.
Pedas asam
7.
Pedas pahit
8.
Pahit
|
|
f. Kesimpulan
|
:
|
Lidah merupakan
bagian tubuh terpenting untuk indera pengecap yang terdapat kemoreseptor
untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit, dan manis. Manusia dapat
membedakan perbedaan rasa dikarena pada lidah terdapat reseptor perasa yang
dapat membedakan rasa yang disebut taste
buds. Lidah mempunyai tonjolan-tonjolan yang disebut dengan papilla, pada papilla ini terdapat reseptor untuk membedakan rasa makanan.
Apabila pada bagian lidah tersebut tidak terdapat papilla lidah menjadi tidak sensitif terhadap rasa.
|
|
g. Daftar
Pustaka
|
:
|
Puspitawati, Ira.
(1999). Psikologi Faal. Depok: Penerbit
Universitas Gunadarma
Evelyn C, Pearce.
(2000). Anatomi dan Fisiologi untuk
Paramedis. Jakarta: PT. Gramedia
Aryulina, Diah,
dkk. (2007). Biologi untuk kelas 2 SMU.
Jakarta: Esis
Syaifuddin.
(2009) . Anatomi Tubuh Manusia untuk
Mahasiswa Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Bagian
Laboratorium Fakultas Psikolofi Universita Ahmad Dahlan. (1997). Buku Pedoman Praktikum Psikologi Faal II.
Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universita Ahmad Dahlan
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar